Alami Rugi Besar, Startup WeWork Diinvestigasi Kejaksaan AS

Cindy Mutia Annur
20 November 2019, 11:59
investigasi wework
instagram/@wework
Ilustrasi, WeWork. Kantor Jaksa Agung Negara Bagian New York, Amerika Serikat (AS) memulai penyelidikan atas kondisi yang menerpa perusahaan startup office sharing ini.

WeWork diketahui telah membatalkan rencananya untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 30 September 2019, setelah investor semakin khawatir dengan besarnya kerugian, model bisnis, dan tata kelola perusahaan WeWork.

(Baca: Berkaca dari WeWork, Startup Harus Bisa Jaga Keberlangsungan Bisnis)

Neumann sendiri telah mengundurkan diri dari posisi chief executive officer (CEO) dan  setuju untuk mengembalikan uang yang dia dapat dari WeWork atas penggunaan merek dagang "We".

WeWork yang tengah merugi ini sebenarnya telah 'diselamatkan' oleh kucuran dana dari pemegang saham terbesarnya, SoftBank bulan lalu. SoftBank menyuntikkan dana dalam bentuk utang dan ekuitas senilai US$ 6,5 miliar, menebus saham dari pemegang saham lainnya senilai US$ 3 miliar, termasuk sebesar US$ 1 miliar untuk sebagian saham milik Neumann.

Ini bukan pertama kalinya WeWork diperiksa oleh NYAG. Tahun lalu NYAG memutuskan bahwa perusahaan harus membatalkan kebijakan yang mewajibkan karyawan untuk menandatangani perjanjian "non compete" yang melarang karyawan untuk memulai bisnis yang sama dengan perusahaan atau bergabung dengan rival perusahaan.

(Baca: Investasi di Uber dan WeWork Sebabkan Softbank Menderita Kerugian)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...