Rahasia TikTok Meraih Popularitas Hingga Terancam Diblokir Trump

Image title
3 Agustus 2020, 15:51
Ilustrasi aplikasi video musik TikTok. TikTok menjadi aplikasi populer di dunia dalam waktu singkat. Namun, kini terancam diblokir Donald Trump. Apa rahasia suksesnya?
123RF.com/Opturadesign
Ilustrasi aplikasi video musik TikTok. TikTok menjadi aplikasi populer di dunia dalam waktu singkat. Namun, kini terancam diblokir Donald Trump. Apa rahasia suksesnya?

Seluruh algoritma ini, kata Herrman, telah mengubah pola interaksi di media sosial dari menunggu unggahan pengguna lain menjadi memulainya. “Kenapa tidak mulai saja menunjukkan sesuatu kepada orang lain dan melihat apa yang bisa mereka lakukan terkait ini? Jika interaksi adalah ukuran kesuksesan media sosial, kenapa tak membuat aplikasi yang membuat pengguna menghabiskan waktu sebagai jualan utama?” tulisnya.

Kemampuan TikTok menciptakan algoritma ini dan fokusnya kepada kesenangan melalui video music singkat, tak lepas dari embrionya. ByteDance yang kini menjadi induknya adalah perusahaan pengembang AI. Perusahaan ini telah sukses membuat aplikasi penyedia berita di Tiongkok bernama Jinri Toutiao yang berarti Headline Hari Ini.

Jinri Toutiao sepenuhnya beroperasi menggunakan AI untuk mengurasi dan menyunting berita. Tak lagi menggunakan tangan manusia seperti media konvensional. Membuat berita yang disajikan sesuai dengan profil dan kecenderungan pembaca. Aplikasi ini pun sangat diminati di Tiongkok, meskipun sempat disensor dari Partai Komunis Tiongkok pada 2017 lantaran menampilkan berita tentang demonstrasi Tiananmen.

TikTok juga merupakan gabungan dari aplikasi serupa bernama Douyin dan Musical.ly. Aplikasi yang terakhir disebut meluncur ke publik pada Agustus 2014 dan popular di AS. Pada 9 November 2017, ByteDance mengakuisisi Musical.ly dan menggabungkannya dengan Douyin. Mayoritas fitus Musical.ly digunakan untuk TikTok.

Terancam Diblokir AS

Akan tetapi, kini TikTok terancam kehilangan pasar nomor dua terbsesarnya di luar Tiongkok, yakni AS. Pada Juni lalu, India yang menjadi pasar terbesarnya bahkan telah memblokirnya. Artinya dalam setahun aplikasi ini bakal kehilangan dua pasar utamanya.

Ancaman pemblokiran TikTok di AS disampaikan Presiden Trump pada Jumat (31/7) lalu. Melansir CNBC Internasional, ia menyatakan pelarangan TikTok berarti pemutusan aksesnya di AS. “Saya punya otoritas itu. Saya bisa melakukannya dengan perintah eksekutif,” katanya.

Alasan Trump melarang TikTok terkait keamanan. Pada 2019 lalu, pemerintah AS menilai aplikasi ini menjadi alat spionase pemerintah Tiongkok melalui data yang diunggah pengguna ke dalamnya. Sehingga, berisiko menjadi ancaman intelijen dan masalah privasi data. Alasan serupa juga diterapkan India.

Hal senada disampaikan Sekretaris Negara Mike Pompeo dalam acara Sunday Morning Future Foox News, Minggu (2/8). Ia pun menyatakan Trump akan segera mengumumkan pelarangan dan tak lagi mempertimbangkan peluang bisnis serta kesenangan masyarakat yang bisa didapat dari TikTok.

“Maka, ia (Trump) akan mengambil tindakan dalam beberapa hari mendatang sehubungan dengan beragam risiko keamanan nasional yang disajikan oleh aplikasi yang terhubung ke Partai Komunis Tiongkok,” kata Pompeo.

Melansir BBC, TitTok mengumpulkan data pengguna yang sangat besar, meliputi: video yang dilihat dan dikomentari, data lokasi pengguna, model ponsel dan sistem operasi yang digunakan pengguna, dan kebiasaan pengguna saat mengetik. Namun, hal sama juga ditemukan di Reddit, LinkedIn, dan aplikasi BBC News dan belum memperlihatkan hal jahat terjadi.

Mengenai ancaman ini, TikTok dikabarkan menawarkan divestasi operasional kepada perusahaan AS agar bisa tetap beroperasi. Salah satu perusahaan AS yang telah menyatakan minatnya adalah Microsotf Corp. Dikabarkan pula, Trump memberi waktu 45 hari kepada TikTok untuk melakukan langkah ini.

“Microsoft sepenuhnya memahami kekhawatiran presiden. Kami berkomitmen untuk mengakuisisi TikTok dengan tunduk kepada tinjauan keamanan dan memberikan manfaat ekonomi yang tepat untuk AS,” kata Microsoft dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Reuters, Senin (3/8).    

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...