Peluang Megamerger Gojek dan Grab Melahirkan Raksasa Bisnis

Desy Setyowati
4 Desember 2020, 13:15
Telaah
Aleksandr Khakimullin/123rf

Pemegang saham Gojek pun mendorong kombinasi di seluruh Asia Tenggara. “Ini karena mereka akan berakhir dengan lebih banyak bisnis yang digabungkan,” demikian kata sumber Bloomberg.

Sedangkan yang masih dibicarakan yakni pembagian saham. DealStreetAsia melaporkan bahwa Grab menawarkan 30% saham kepada Gojek.

Namun, decacorn Indonesia itu menginginkan lebih. Sumber Tech In Asia mengatakan, Gojek menginginkan 50% saham.

Pesaing Gojek dan Grab

Selain dari sisi saham, penggabungan Gojek dan Grab menghadapi tantangan dari sisi regulasi. Pada Maret lalu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengatakan akan menolak merger keduanya jika menguasai pangsa pasar yang dominan.

Pertimbangan itu mengacu pada pasal 28 Undang-undang (UU) Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Pelaku usaha dilarang melakukan penggabungan atau peleburan badan usaha yang dapat mengakibatkan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

Oleh karena itu, KPPU akan menilai ukuran konsentrasi pasar dari kedua perusahaan yang berencana merger atau akuisisi. Penilaiannya berdasarkan Herfindahl-Hirschman Index (HHI). "Tentunya akan dilihat nilai pasca-terjadi merger atau akuisisi," ujar Komisioner KPPU Guntur Syahputra kepada Katadata.co.id, Maret lalu (11/3). 

Saat mengakuisisi operasional Uber pada 2018 lalu, Grab pun didenda oleh otoritas Singapura dan Filipina.

Sinyal merger gojek dan grab
Sinyal merger gojek dan grab (Katadata)

Sebagian konsumen khawatir, penggabungan keduanya akan mengurangi promosi. Akan tetapi, investor Grab yakni SoftBank dikabarkan mendorong keduanya merger untuk dapat bersaing dengan induk Shopee, Sea Group.

Perusahaan asal Singapura sudah merambah layanan pembayaran melalui ShopeePay. Di Vietnam, induk Shopee juga berinvestasi di startup pesan-antar makanan, Now.

Sedangkan ShopeePay gencar memberikan promosi selama pandemi Covid-19. Yang terbaru, anak usaha Sea Group ini menyiapkan 12 miliar voucer di Indonesia dalam rangka 12.12.

Untuk bisnis berbagi tumpangan, pesaing Gojek dan Grab yakni Anterin, Bonceng, hingga Maxim. “Tidak masalah keduanya gabung, kalau promosi dan sistem kemitraannya sama,” kata mitra GoCar, Jewelri kepada Katadata, Jumat (4/12).

Sedangkan mitra GoCar lainnya, Sugeng keberatan dengan kabar merger tersebut. “Dari sistem kemitraan Gojek dan Grab beda. Sekarang mitra sudah berlebihan, saya khawatir ada pemutusan kerja sama secara sepihak,” katanya.

Pesaing Gojek dan Grab di wilayah lainnya di regional dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

IndonesiaAnterin, Bonceng, Maxim, Cyberjek, Klik Go, Buroq, BeU Jek
FilipinaMiCab, Hirna, Hype, Owto, GoLag, ePickMeup
VietnamFastGo, Vato, Taxigo, T.net, Xelo
SingapuraFilo Technologies, Ryde, Jugnoo, Tada, Kardi, Urge
ThailandMycar, JomRides, MULA, Dacsee, Riding Pink, DIFF

Sumber: Kr Asia

Berdasarkan studi ABI Research, perusahaan ride-hailing menyediakan 24 miliar perjalanan secara global pada 2018, sebagian besar berasal dari Asia. Di Asia Tenggara, transaksi sektor ini mencapai US $ 7,7 miliar tahun lalu.

Selain itu, dalam laporan Google, Temasek, dan Bain and Company bertajuk ‘e-Conomy 2020’ nilai transaksi bruto (gross merchandise value/GMV) layanan berbagi tumpangan dan pesan-antar makanan diperkirakan US$ 11 miliar pada tahun ini. Nilainya diramal US$ 42 miliar pada 2025.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...