Peta Persaingan GrabFood dan GoFood di Tengah Kehadiran ShopeeFood

Desy Setyowati
28 Januari 2021, 15:50
Peta Persaingan GrabFood dan GoFood di Tengah Kehadiran ShopeeFood
shutterstock
Ilustrasi platform pesan-antar makanan

Mereka juga bisa memaksimalkan infrastruktur yang ada termasuk pembayaran dan pengiriman. “Jadi, lebih hemat biaya dan berkesinambungan di kawasan ini,” kata Yorlin.

Untuk mencapai profitabilitas dan pertumbuhan keberlanjutan jangka panjang, Yorlin menilai bahwa platform perlu mengendalikan biaya akuisisi pengguna. Selain itu, mempertahankan unit economics dan menghasilkan pendapatan tambahan, yang dapat mencakup iklan dan layanan business to business (B2B) lainnya.

Strategi Gojek dan Grab Mengatasi Ketatnya Persaingan

Gojek dan Grab mengantisipasi masuknya e-commerce ke bisnis pesan-antar makanan sejak tahun lalu, dengan meluncurkan fitur-fitur baru. Salah satunya yakni fitur ‘makanan siap masak’.

Decacorn Tanah Air, Gojek menyebutkan bahwa GoFood tumbuh 20 kali lipat dalam empat tahun terakhir. Selain itu, mencatatkan kontribusi margin positif pada 2020.

Co-CEO Gojek Kevin Aluwi pun menyampaikan bahwa perusahaan bakal berfokus mengembangkan bisnis pesan-antar makanan GoFood dan kebutuhan pokok (groceries) pada 2021. "Kami memperkirakan pertumbuhan yang kuat di bagian paling penting dari portofolio produk yang lebih kuat," kata dia saat wawancara virtual dalam program Squawk Box CNBC, dikutip Rabu (27/1).

Ia menilai, pesan-antar makanan merupakan bisnis yang akan terus tumbuh positif. Selain itu, ia melihat potensi pada lini kebutuhan pokok. "Ini sebenarnya tumbuh sekitar tujuh hingga delapan kali lipat," ujarnya.

gojek
gojek (gojek)

Sedangkan Grab, pada Juli 2020, menyampaikan bahwa perusahaan bakal terus berinovasi di tengah ketatnya persaingan bisnis pesan-antar makanan. “Kami berupaya untuk jeli menemukan cara-cara baru melayani pelanggan dan menghadirkan peluang pendapatan baru untuk mitra kami,” ujar Head of Marketing GrabFood Grab Indonesia Hadi Surya Koe, Juli 2020.

Selain itu, mengandalkan pengelolaan manajemen end-to-end atas armada pengiriman. Selain itu, terus mengembangkan fitur baru yang relevan di tengah pandemi.

GrabFood
GrabFood (Katadata/Michael Reily)

Akan tetapi, Gojek dan Grab juga kehadiran pemain-pemain baru di bisnis restoran berbasis komputasi awan (cloud kitchen) seperti Yummy Corp dan Mangkokku. Namun, sejauh ini kedua perusahaan itu mengandalkan mitra pengemudi Gojek dan Grab untuk pengantaran makanan.

Potensi Bisnis Pesan-Antar Makanan

Momentum Works mencatat, pertumbuhan pasar pesan-antar makanan di Asia Tenggara terus meningkat dari 91% pada 2019 dan 183% tahun lalu. Perusahaan asal Singapura itu optimistis, bisnis akan terus tumbuh ke depan karena masyarakat terbiasa memesan makanan secara online selama pandemi Covid-19.

“Untuk membuka kunci pasar ini, perusahaan harus dapat mengatasi tantangan unik di regional. Model superapp lebih layak dan hemat biaya di wilayah seperti Asia Tenggara karena sinergi infrastruktur antara transportasi dan pengiriman makanan,” demikian dikutip dari laporan Momentum Works.

Berdasarkan laporan Google, Temasek dan Bain, transaksi pesan-antar makanan diprediksi naik US$ 5,2 miliar pada 2019 menjadi US$ 20 miliar di 2025. Sedangkan Research and Markets memprediksi, nilai bisnis layanan ini secara global mencapai US$ 84,6 miliar sepanjang 2019 dan menjadi US$ 164,5 miliar pada 2024.

Di Asia, data Statista menunjukkan pendapatan industri ini mencapai US$ 58,4 juta sejak awal tahun ini. Pertumbuhan rerata per tahun pendapatannya diproyeksi 10,5% sepanjang 2019-2023.

Sedangkan riset Allied Market research, pertumbuhan rerata tahunan pasar cloud kitchen di Asia Pasifik diperkirakan 14,4% sepanjang 2021-2027.

Sedangkan riset dari McKinsey pada 2020, penggunaan jasa pesan-antar makanan meningkat 34% selama pandemi virus corona. Sebanyak 42% konsumen di Indonesia memprioritaskan kebersihan kemasan saat membeli produk.

Dengan pertimbangan model bisnis dan besarnya pasar, bank investasi asal Tiongkok, China Renaissance menilai layanan pesan-antar makanan dan pembayaran bisa membuat Gojek dan Grab untung.

“Ketika keduanya menyatakan kepada publik bahwa pesan-antar makanan adalah kunci profitabilitas mereka, kami percaya e-wallet dapat menjadi aspek paling penting dalam mencapai keuntungan,” demikian kata China Renaissance dalam laporannya, dikutip dari Tech In Asia, Juli 2020 lalu (31/7/2020).

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...