Bidik Warung, Gojek – Bukalapak Hadapi Tiga Persoalan

Fahmi Ahmad Burhan
8 September 2021, 17:10
gojek, bukalapak, umkm, warung, grab, tokopedia
123rf.com
Warung

Co-Founder sekaligus COO Shipper Budi Handoko mengatakan, warung membutuhkan biaya tambahan jasa antar untuk memenuhi kebutuhan barang. Biaya ini biasanya dibebankan ke konsumen.

Menurut Budi, perlu layanan online untuk mempermudah warung memenuhi kebutuhan stok.

Di Indonesia, startup skala unicorn dan decacorn seperti Gojek, Grab, Tokopedia, dan Bukalapak membidik warung selama pandemi corona. Unicorn merupakan sebutan untuk startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar, sementara decacorn US$ 10 miliar lebih.

Gojek meluncurkan platform GoToko dan menyediakan layanan model business to business (B2B). Layanan ini menghadirkan solusi usaha dari hulu ke hilir bagi para pemilik warung kelontong.

Grab lebih dulu menyediakan layanan seperti itu melalui GrabKios. Decacorn asal Singapura ini mengakuisisi startup digitalisasi warung, Kudo pada 2017, yang berubah nama menjadi GrabKios pada September 2019.

Bukalapak juga gencar menggaet warung. E-commerce bernuansa merah ini meluncurkan layanan Mitra Bukalapak pada 2016 dan sudah menggaet delapan juta mitra.

Sedangkan Tokopedia sudah menggandeng jutaan mitra warung.

Berdasarkan riset Euromonitor International, mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina berbelanja di toko kelontong. Transaksinya mencapai US$ 479,3 miliar atau 92% dari total nilai pasar retail US$ 521 miliar pada tahun lalu, sebagaimana Databoks di bawah ini:

Sebelum ada pandemi corona, riset CLSA menunjukkan bahwa startup termasuk para unicorn bakal bertarung menggaet warung konvensional. Apalagi, pandemi mempercepat proses transformasi pola belanja masyarakat dari online ke offline (O2O).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...