Konglomerat Kian Gencar Rambah Startup Bisnis Sayur dan Buah

Desy Setyowati
13 Januari 2022, 11:01
konglomerat, grup djarum, ct corp, grup ciputra, grup lippo, emtek, telkom, startup, sayur dan buah, bahan pokok, triputra group,
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.
Petugas memanen sayuran di Saung Hidroponik, Hotel Royal Safari Garden, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/4/2021).

Beberapa konglomerat seperti CT Corp, Grup Djarum, Astra International hingga Grup Ciputra gencar memperluas ekosistem ke penyedia sayur hingga buah-buahan berbasis digital. Beberapa riset menyebutkan, potensi pasar sektor ini besar.

Anak usaha CT Corps, PT Trans Retail Indonesia (Transmart) dan PT Bukalapak.com Tbk berencana membentuk usaha patungan atau joint venture berupa e-commerce bidang makanan segar dan kebutuhan sehari-hari.

Chairman CT Corps Chairul Tanjung mengatakan, perusahaan akan menggenggam 55% saham e-commerce tersebut. Sedangkan Bukalapak 45%.

Head of Media & Communications Bukalapak Fairuza Ahmad mengatakan, pada dasarnya perusahaan akan terus berinovasi mengembangkan ekosistem melalui berbagai strategi.

"Kami selalu mengeksplorasi peluang di sektor-sektor yang dapat mendukung upaya Bukalapak melengkapi layanannya untuk seluruh penggunanya," kata Fairuza kepada Katadata.co.id, Selasa (11/1).

Namun, keduanya belum menjelaskan lebih rinci terkait total modal yang akan digelontorkan serta strategi bisnis perusahaan patungan ke depan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pangan tumbuh positif di tengah pandemi corona. Rinciannya sebagai berikut:

Kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga merupakan yang terbesar kedua terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni 14,27%.

Perusahaan konsultan strategi global L.E.K Consulting memperkirakan, nilai transaksi atau gross merchandise value (GMV) layanan kebutuhan pokok lewat digital US$ 5 miliar - US$ 6 miliar (Rp 70 triliun - Rp 84 triliun) pada 2025. 

Sebelumnya, riset Facebook dan Bain & Company menunjukkan, 44% konsumen di Asia Tenggara berbelanja bahan pokok secara online selama pandemi corona. Kebiasaan ini diprediksi tetap menjadi tren meski memasuki normal baru (new normal) atau saat pandemi usai.

Riset YouGov di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam pada April 2020 menunjukkan, berbelanja bahan pokok melalui e-commerce atau media sosial meningkat drastis selama pandemi. Sekitar 80% dari konsumen pengguna internet berencana terus berbelanja bahan makanan secara online.

Selain itu, 77% konsumen lebih sering menyiapkan makanan di rumah ketimbang membeli ataupun makan di restoran.

Dengan potensi pasar tersebut, setidaknya ada delapan konglomerat di Indonesia yang memperluas ekosistem ke penyedia produk segar digital, sebagai berikut:

1. CT Corp

CT Corp melalui anak usaha, Transmart berencana membentuk usaha patungan atau joint venture bersama PT Bukalapak.com Tbk . Entitas gabungan ini berupa e-commerce bidang makanan segar dan kebutuhan sehari-hari.

2. Emtek

Bukalapak masuk dalam ekosistem Elang Mahkota Teknologi (Emtek). E-commerce bernuansa merah ini berencana membuat JV dengan Transmart.

3. Grup Djarum

Blibli.com yang didukung oleh Grup Djarum berinvestasi di perusahaan ritel modern Ranch Market. E-commerce ini mengakuisisi 51% saham Ranch Market, dengan nilai transaksi pengambilalihan Rp 2,03 triliun.

Halaman:
Reporter: Lavinda, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...