SoftBank Diramal Kehilangan Rp 271 Triliun, karena Zombi Unicorn?

Desy Setyowati
11 Mei 2022, 16:44
softbank, grab, investor grab, investor jepang, startup, saham teknologi
123RF.com/Tupungato
Pejalan kaki melintas di salah satu gedung Softbank di Jepang.

Mereka pun disebut ‘zombi unicorn’. Dikutip dari NBC News, frasa ini merujuk pada startup dengan valuasi jumbo, tetapi goyah dan membutuhkan investor untuk bertahan hidup.

Silicon Valley adalah pusat inovasi di Amerika yang mencetak banyak perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Facebook, Google, Netflix, Tesla, Twitter hingga Yahoo. Letaknya di selatan San Francisco, California, AS. Wilayah ini menampung sekitar 2.000 perusahaan teknologi.

Meski begitu, Bloomberg melaporkan bahwa kebijakan di Korea Selatan dan Cina menjadi salah satu hambatan terbesar bagi Vision Fund. Harga saham perusahaan di bawah SoftBank turun masing-masing 40% dan 50% di bursa efek di kedua negara tersebut.

Cina memang mengeluarkan sejumlah aturan baru yang memperketat gerak raksasa teknologi di negara tersebut.

Kerugian terbesar Vision Fund hingga saat ini 825,1 miliar yen. Ini terjadi sejak kuartal kedua 2021 ketika pasar saham global jatuh.

Unit SoftBank tersebut kemudian mendapatkan kembali profitabilitas 109 miliar yen dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Desember.

Nasib unit bisnis SoftBank itu dinilai bergantung pada bagaimana induk menandai nilai dari sejumlah besar kepemilikan sahamnya. Ini termasuk induk TikTok, ByteDance Ltd. dan OYO Hotels India.

“Ada visibilitas yang jauh lebih sedikit pada bagian portofolio ini, terutama di Vision Fund 2 di mana banyak dari investasi ini lebih kecil atau pada tahap lebih awal,” tulis Boodry dalam catatan kepada investor. Namun, “SoftBank kemungkinan akan mengalami kerugian yang berarti dalam portofolio pribadi.”

Sedangkan analis dari Asymmetric Advisors Amir Anvarzadeh menilai, kinerja Vision Funds SoftBank dipengaruhi oleh penurunan valuasi perusahaan teknologi. Kurangnya transparansi mengenai berapa banyak aset dana yang dijaminkan adalah faktor lain yang memicu kecemasan pasar.

“Seluruh struktur bisnis SoftBank bergantung pada satu asumsi utama dan itu adalah harga saham yang terus meningkat, khususnya di saham teknologi, yang memimpin aksi jual pasar saat ini,” tulis Amir dalam catatan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...