Tsunami Bisnis Jack Ma, Nasionalisasi hingga Anjloknya Valuasi Alibaba

Desy Setyowati
2 Februari 2021, 14:55
Ancaman Nasionalisasi dan Valuasi Alibaba yang Turun Rp 2.106 Triliun
Instagram/@alibaba.group
Ilustrasi

Gurita Bisnis Alibaba Group

Ekosistem bisnis Alibaba Group luas dan merambah banyak sektor. Untuk bisnis e-commerce, perusahaan Tiongkok ini memiliki Alibaba.com, Taobao, Tmall, dan 1688.com.

Alibaba.com mengusung model business to business (B2B). Berdasarkan data Analysys, platform ini menjadi pasar grosir online terintegrasi terbesar di Tiongkok pada 2019. Ini menghubungkan pemasok di Negeri Tirai Bambu dan luar negeri ke pembeli grosir.

Berdasarkan laman resmi perusahaan, dalam setahun yang berakhir pada 31 Maret 2020, jumlah pembeli mencapai lebih dari 20 juta dari sekitar 190 negara.

Sedangkan Taobao mengusung model business to costumer (B2C). Berdasarkan data Statista, GMV per Maret 2020 mencapai 3,39 triliun yuan.

Lalu Tmall berfokus pada produk-produk bermerek, baik lokal maupun internasional. Data Statista menunjukkan, GMV per Maret 2020 mencapai 3,2 triliun yuan.

SINGLES-DAY/ALIBABA
SINGLES-DAY/ALIBABA (ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song)

Alibaba juga memiliki 1688.com yang menghubungkan produsen dan penjual grosir ke pembeli. Selain itu, ada AliExpress yang memungkinkan konsumen dari seluruh dunia membeli produk dari produsen dan distributor di Tiongkok. AliExpress memiliki lebih dari 150 juta pembeli aktif dengan jumlah kunjungan 200 juta lebih per Juni 2020.

Perusahaan Tiongkok itu juga merambah bisnis pesan-antar makanan lewat Ele.me. Namun, berdasarkan data Statista, pengguna aktif Meituan enam juta lebih banyak ketimbang Ele.me, yakni 31,5 juta per April 2019.

Sedangkan persaingan Ele.me dan Meituan di Negeri Panda dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:

Perkembangan Ele.me (biru) dan Meituan (kuning) di bisnis pesan antar makanan di Tiongkok
Perkembangan Ele.me (biru) dan Meituan (kuning) di bisnis pesan antar makanan di Tiongkok (Medium)

Alibaba juga mempunyai Alimama yang menggunakan big data untuk menyesuaikan permintaan pemasaran pedagang, merek, dan pengecer dengan media yang ada di platform Alibaba dan pihak ketiga. Ini memungkinkan Alibaba memonetisasi layanan e-commerce, media digital dan hiburan, serta bisnis lainnya.

Di bidang logistik, bisnis milik Jack Ma itu memiliki Cainiao Network. Bisnis ini mengusung jaringan logistik cerdas yang mengklaim bisa mengirim barang dalam sehari di Tiongkok dan 72 jam ke negara lain.

Alibaba juga merambah media sosial lewat DingTalk dan Youku. DingTalk merupakan platform komunikasi dan kolaborasi perusahaan. Dikutip dari TechCrunch, jumlah pengguna aktif hariannya mencapai 155 juta per Maret 2020.

Sedangkan Youku merupakan platform video panjang. Jumlah pelanggan hariannya rerata tumbuh 45% per tahun.

Raksasa teknologi itu juga merambah bisnis komputasi awan lewat Alibaba Cloud. Bisnis ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan 60% yoy menjadi 14,8 miliar yuan atau US$ 2,1 miliar (Rp 29,9 triliun) pada kuartal yang berakhir September 2020.

CEO Alibaba Group Daniel Zhang mengatakan, tingginya pertumbuhan pendapatan ditopang oleh bisnis klien di sektor digital, keuangan, dan retail yang membaik. "Alibaba tetap kuat pada kuartal ini," katanya dalam siaran pers, tahun lalu (6/11/2020).

Alibaba juga mempunyai bisnis fintech yakni Ant Group. Pada Oktober tahun lalu, Ant Group diprediksi meraup dana segar US$ 37 miliar (Rp 536,5 triliun) jika IPO. Nilainya mengalahkan rekor Saudi Aramco US$ 29,4 miliar (Rp 426,3 triliun) di bursa Riyadh pada Desember 2019.

Infografik_Raksasa keuangan Ant Group
Infografik_Raksasa keuangan Ant Group (Katadata)

Secara keseluruhan, Alibaba memiliki 881 juta pengguna aktif bulanan atau monthly active users (MAU) per September 2020. Pendapatan pada kuartal yang berakhir September 2020, naik 44% yoy menjadi 47,09 miliar yuan atau sekitar US$ 6,9 miliar (Rp 97,33 triliun).

Dalam tiga bulan tersebut, laba bersih 26,52 miliar atau US$ 3,91 miliar. Sedangkan EBITDA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi meningkat 28% yoy menjadi 47,5 miliar atau US$ 7 miliar.

Alibaba dan Ant Group juga berinvestasi di banyak perusahaan. Investasi kedua perusahaan di Indonesia, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

E-CommerceAlibabaTokopedia
Lazada (Singapura)*
Ant GroupBukalapak
Fintech pembayaranAlibabaTrue Money (Thailand)*
Ant GroupDANA
Fintech lendingAlibabaAkulaku
Asetku (lewat Akulaku)
Bank DigitalAlibabaNeo Commerce (lewat Akulaku
LogistikAlibabaJ&T Express
Trimuda Nuansa Citra (lewat Akulaku)

*Startup asing yang beroperasi di Indonesia

Investasi Alibaba dan Tencent di banyak perusahaan
Investasi Alibaba dan Tencent di banyak perusahaan (Bloomberg)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...