Setelah Alibaba, Cina Incar Pengembang Gim Online

Desy Setyowati
16 Agustus 2021, 15:09
alibaba, tiongkok, cina, game online
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
ilustrasi PUBG

Regulator Cina telah menekan berbagai sektor mulai dari properti hingga teknologi. Alibaba misalnya, diselidiki oleh Beijing terkait dugaan monopoli sejak akhir tahun lalu. Tepatnya, setelah aturan antimonopoli yang baru dirilis pada November 2020.

Pengembang aplikasi pendidikan Zuoyebang yang didanai oleh Alibaba didenda 2,5 juta yuan atau US$ 389 ribu (Rp 5 miliar). Nasib serupa dialami oleh Yuanfudao yang didukung Tencent.

Badan Regulasi Pasar Tiongkok (SAMR) juga mendenda anak usaha Alibaba di bidang kebutuhan pokok Nice Tuan dan Shixianghui dari Tencent. Ini karena menerapkan skema pembelian berbasis komunitas dengan metode harga yang salah atau menyesatkan.

Akhir tahun lalu, SAMR juga mendenda Alibaba 500 ribu yuan atau Rp 1 miliar, karena meningkatkan kepemilikan saham di perusahaan retail modern Intime Retail Group Co pada 2017. "Perusahaan tidak meminta persetujuan kepada otoritas," demikian dikutip dari Bloomberg, tahun lalu (14/12/2020).

Sedangkan unit bisnis e-book Tencent, China Literature didenda Rp 1 miliar. Ini karena tidak melaporkan akuisisi studio film New Classics Media pada 2018.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...