Saingi Cina, AS Buat Koalisi dengan 3 Negara untuk Atasi Cip Langka

Fahmi Ahmad Burhan
21 September 2021, 10:18
amerika, cina, cip langka,
ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/File Foto
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping menghadiri jamuan makan malam setelah ktt pemimpin negara G20 di Buenos Aires, Argentina, pada 2018.

Kedua, rencana kolektif untuk meningkatkan kapasitas pembuatan cip di Eropa. Tujuannya, mendukung pemantauan dan ketahanan rantai pasok cip yang diproduksi.

Terakhir, penetapan kerja sama dan kemitraan internasional.

Breton mengatakan, UU cip tersebut dibuat agar negara-negara di Eropa tidak lagi bergantung pada rantai pasok cip di satu negara atau wilayah. "Kami ingin melindungi kepentingan benua dan menempatkan Eropa dengan kuat di lanskap geopolitik global," kata Breton dikutip dari TechCrunch, Rabu (14/9).

Sederet langkah itu dilakukan oleh Cina, AS, dan Eropa di tengah kelangkaan cip. Wakil Presiden Direktur Forrester Glenn O’Donnell memperkirakan, krisis ini berlangsung hingga 2023.

“Ini karena permintaan akan tetap tinggi dan pasokan terbatas. Kami memperkirakan kelangkaan cip bertahan hingga 2022 atau 2023,” ujar Glenn dikutip dari CNBC International, pada Mei (12/5).

Dia memprediksi, permintaan komputer atau personal computer (PC) berbasis cip paling canggih, akan sedikit melunak pada tahun depan. Namun pusat-pusat data (data center) akan membeli lebih banyak cip.

Tingginya permintaan seiring dengan terus berkembangnya komputasi awan (cloud) dan penambangan mata uang kripto (cryptocurrency).

Sedangkan CIO Plurimi Investment Managers Patrick Armstrong memprediksi, kelangkaan cip berlangsung selama 18 bulan ke depan.

“Cip tidak hanya untuk otomotif, tapi juga ponsel pintar (smartphone), internet, dan segalanya. Ada begitu banyak barang yang saat ini menggunakan cip lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Semuanya mendukung internet,” kata Armstrong.

Namun Armstrong menilai kelangkaan cip global paling keras memukul industri otomotif dibandingkan industri lainnya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...