Setelah Haugen, Mantan Pegawai yang Lain Ungkap Kebobrokan Facebook

Fahmi Ahmad Burhan
13 Oktober 2021, 10:43
facebook, instagram, whatsapp
Katadata
Logo Facebook

Facebook juga menghapus lebih dari 150 jaringan yang berusaha memanipulasi berita politik di luar AS sejak 2017. "Rekam jejak menunjukkan bahwa kami menindak penyalahgunaan di luar negeri dengan intensitas yang sama yang kami terapkan di AS," kata juru bicara Facebook.

Beberapa minggu terakhir, Facebook dikritik menyusul laporan dari Wall Street Journal berdasarkan dokumen internal yang diberikan oleh Haugen. Laporan ini menunjukkan bahwa Instagram dapat memiliki efek negatif bagi kesehatan mental anak muda.

Haugen bersaksi di depan Kongres pada pekan lalu (5/10) mengenai laporan tersebut. Ia juga mengungkapkan bahwa raksasa teknologi itu memanfaatkan algoritme untuk menghasilkan banyak konten ujaran kebencian yang disukai oleh pengguna.

Ia mengklaim, algoritme yang diluncurkan pada 2018 itu mengatur konten yang dilihat oleh pengguna pada platform yang dikelola Facebook. Algoritme akan mendesain sedemikian rupa guna mendorong keterlibatan orang di platform tersebut.

Berdasarkan analisis perusahaan, keterlibatan yang paling banyak terjadi yakni menanamkan rasa takut dan benci pada pengguna. Menurut Haugen, seiring waktu, algoritme yang berjalan di Facebook juga mengarah pada konten kemarahan dan kebencian.

Konten-konten yang banyak dibagikan oleh pengguna antara lain informasi yang salah, toksisitas, dan konten kekerasan.

Di depan publik, Facebook acap kali mengatakan akan menginvestasikan dana untuk menjaga konten dari ujaran kebencian. Namun, Haugen tidak meyakini pernyataan itu. "Facebook lebih memilih untuk mengoptimalkan kepentingan sendiri, seperti menghasilkan lebih banyak uang," katanya, pekan lalu (4/10).

Haugen juga yakin bahwa CEO Facebook Mark Zuckerberg membiarkan konten ujaran kebencian berseliweran di platform. "Ia (Zuckerberg) tidak pernah membuat platform kebencian, tetapi dia telah membiarkan pilihan itu dibuat," katanya.

Menurutnya, Facebook dan Zuckerberg membiarkan konten ujaran kebencian berseliweran di platform karena perusahaan akan mendapatkan untung. "Konten yang penuh kebencian dan polarisasi akan mendapatkan lebih banyak distribusi dan lebih banyak jangkauan," katanya.

Mark Zuckerberg juga membantah pernyataan Haugen. Ia mengatakan tidak masuk akal bagi perusahaan yang mengandalkan iklan untuk mendorong konten yang membuat orang marah untuk menghasilkan keuntungan.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...