Nasib Pengemudi Ojek Online Perempuan saat Harga BBM Naik
Pengemudi ojek online perempuan mengatakan bahwa pendapatan terkena dampak kenaikan harga BBM. Sebagian dari mereka pun belum mendapatkan bansos BBM.
Gojek, Grab, dan Maxim tidak memerinci jumlah mitra pengemudi perempuan yang terdaftar di platform. Namun Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) mencatat ada peningkatan.
“Memang ada peningkatan. Sebelumnya ada yang hanya ibu rumah tangga turut membantu suami. Namun dominan pengemudi ojek online perempuan yang kami ialah orang tua tunggal, sebagai pencari nafkah utama,” kata Ketua Presidium Garda Igun Wicaksono kepada Katadata.co.id, Selasa (27/9).
Ia juga mencatat, ada mitra pengemudi ojek online perempuan yang sebelumnya bekerja sebagai karyawan swasta atau pemilik usaha kecil. “Mereka beralih profesi karena tuntutan ekonomi,” tambah dia.
Igun mencatat, pengemudi ojek online perempuan biasanya lebih memilih layanan pesan-antar makanan atau pengantaran barang. Namun, “kenaikanharga BBM jenis pertalite sangat memukul pendapatan driver ojol,” kata dia.
Hal itu diamini oleh Muthia. Ia menjadi pengemudi ojek online karena sulit mencari pekerjaan.
Sepengetahuannya, mayoritas pengemudi ojek online perempuan lebih memilih layanan pesan-antar barang dan pengantaran. Kecuali pengemudi taksi online perempuan, ada yang mau mengambil order penumpang.
Namun, ia mencatat bahwa pendapatan berkurang seiring kenaikan harga BBM. “Kenaikan harga BBM tidak sebanding dengan naiknya tarif ojek online per kilometer” ujar Muthia kepada Katadata.co.id, Kamis (29/9).
Dikutip dari laman resmi PKS Depok, para pengemudi ojek online perempuan menyatakan biaya hidup naik tetapi pendapatan berkurang. Hal ini disampaikan dalam kunjungan perwakilan komunikas ojol perempuan di Depok di kantor DPC PKS Beji.
Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi PKS Kota Depok T. Farida Rachmayanti mengatakan, banyak dari driver ojek online perempuan belum menerima bansos BBM.
Padahal, banyak di antaranya yang merupakan orang tua tunggal. “Para ibu ini harus banting tulang mencari nafkah bagi anak-anaknya,” katanya.
Belum lagi, order dinilai berkurang sejak kenaikan tarif ojek online. “Warga mencari alternatif lebih murah,” katanya.