Emisi Karbon UMKM Setara Industri Besar, Harus Segera Dekarbonisasi

Rena Laila Wuri
15 Maret 2024, 09:42
Pekerja mengemas kerupuk ke dalam wadah plastik di Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023). Pemerintah mengejar akselerasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp120 triliun untuk memenuhi target sebesar Rp297 triliun pada akhir tahun.
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom.
Pekerja mengemas kerupuk ke dalam wadah plastik di Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023). Pemerintah mengejar akselerasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp120 triliun untuk memenuhi target sebesar Rp297 triliun pada akhir tahun.
Button AI Summarize

Institute for Essential Services Reform (IESR) melaporkan emisi gas rumah kaca (GRK)  sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat tinggi.  Sebanyak 95 persen emisi dari UMKM ini berasal dari pembakaran energi fosil. 

Berdasarkan hasil penelitian IESR, emisi GRK UMKM mencapai 216 juta ton CO2 di 2023. Angka tersebut setara dengan emisi GRK yang dihasilkan dari sektor industri nasional yang menyentuh 238,1 juta ton karbon dioksida pada 2022 menurut Kementerian Perindustrian.

IESR melakukan survei terhadap 1.000 pelaku UMKM yang tersebar di 10 provinsi dengan jumlah terbanyak. Jumlah sampel tersebut merepresentasikan lebih dari 65 juta UMKM di Indonesia.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa mengatakan, UMKM memiliki peran signifikan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 atau lebih cepat. Menurutnya, pengurangan emisi atau dekarbonisasi di seluruh rantai pasok pada sektor UMKM akan membuka peluang UMKM Indonesia bersaing di tingkat global.

“Studi kami menemukan bahwa 95 persen emisi dari UMKM ini berasal dari pembakaran energi fosil. Berkaca dari data tersebut, maka pemerintah perlu mulai mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam mendekarbonisasi UMKM,” dalam webinar bertajuk “ ujarnya dalam webinar Peluang Dekarbonisasi UMKM di Indonesia dan Pembelajran dari Pengalaman Global, secara daring, Kamis (14/3).

Ia mengatakan, pemerintah perlu pula mengusulkan strategi dan memberikan bantuan berupa finansial maupun asistensi teknis kepada UMKM agar mampu merencanakan dan mendorong investasi demi menurunkan emisi GRK.

Perlu Update Teknologi

Sementara itu, Analis IESR Abyan Hilmy Yafi mengatakan perlu adanya strategi yang tepat dalam menekan emisi GRK yang dihasilkan sektor UMKM. Strategi pertama yaitu dengan pemutakhiran teknologi dan elektrifikasi untuk mendekarbonisasi UMKM.

Misalnya, UMKM sektor tekstil dapat dialihkan untuk menggunakan boiler elektrik, sedangkan sektor kontruksi dapat meningkatkan penggunaan semen rendah karbon, formulasi beton inovatif, dan mengusulkan peralatan energi efisiensi kepada pemilik rumah.

“Upgrade teknologi dan elektrifikasi menjadi solusi utama untuk dekarbonisasi UMKM,” kata Abyan.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...