Keuangan Tertekan Impor Minyak, Pertamina Memacu Energi Terbarukan

Image title
24 Juli 2019, 21:02
pertamina garap pembangkit energi baru dan pembangkit energi terbarukan, di antaranya pembangkit listrik energi surya
Arief Kamaludin|Katadata
Gedung Pertamina, di Kawasan Gambir, Jakarta.

Dari sisi pemerintah, pengembangan energi baru dan terbarukan oleh BUMN dianggap sebagai jalan untuk mencapai target bauran energi. Porsi energi baru dan terbarukan diharapkan terus meningkat hingga menjadi sumber energi utama. Saat ini, kontribusinya baru sebesar 5%, sedangkan gas 18%, batu bara 31%, dan minyak 46%.

(Baca: BUMN Diajak Bersinergi Kejar Target Pembangkit Listrik Tenaga Surya)

Pada 2025, komposisinya ditargetkan berubah menjadi gas 22%, energi terbarukan 23%, minyak 25%, dan batu bara 30%. Sedangkan pada 2050, komposisinya ditargetkan berubah menjadi minyak 20%, gas 24%, batu bara 25%, energi baru dan terbarukan 31%.

Saat ini, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi sedang menyusun peta jalan (roadmap) pengembangan energi baru dan terbarukan untuk mengejar target tersebut. Peta jalan akan memuat potensi energi terbarukan di setiap daerah, arah regulasinya, teknologi yang akan digunakan, dan pendanaannya.

Ke depan, dengan kontribusi energi baru dan terbarukan yang membesar, impor migas diharapkan semakin terkendali. "Kondisi sekarang kan masih banyak impor minyak, pengembangan energi terbarukan harus disegerakan," kata Kepala Sub Direktorat Pelayanan dan Pengawaan Usaha Aneka Energi Baru dan Terbarukan Abdi Dharma, beberapa waktu lalu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...