Usai Boeing Milik Garuda, Airbus Pelita Air Jajal Bioavtur Pertamina
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) akan melakukan uji coba produk bioavtur yang bernama Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) pada pesawat Airbus. Direktur Operasi KPI, Didik Bahagia mengatakan uji coba bioavtur pada pesawat Airbus milik maskapai Pelita Air akan dilakukan pada tahun ini.
“Tahun 2024 ini dengan Airbus,” kata Didik di acara Seminar Tantangan Industri Bioenergi di Jakarta, Selasa (27/2).
SAF atau bioavtur produksi Pertamina ini merupakan bahan bakar ramah lingkungan karena menggunakan campuran komponen minyak sawit. Produk bioavtur ini memiliki kandungan minyak inti sawit atau refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO) sebesar 2,4%.
Didik mengatakan, sebelumnya Pertamina berhasil melakukan penerbangan perdana pada pesawat CN235-200 FTB dengan bioavtur produksi Pertamina.
Selanjutnya, uji coba dilakukan pada maskapai penerbangan Garuda Indonesia. SAF digunakan pada pesawat Garuda Indonesia jenis Boeing 737-800 NG dengan nomor registrasi PK-GFX.
Didik mengatakan, maskapai Pelita air juga sudah menyampaikan keinginannya untuk melakukan uji coba. Dengan begitu, Pertamina siap memproduksi SAF untuk memenuhi kebutuhan penerbangan nasional.
Garuda Gunakan Bioavtur dalam Penerbangan Komersil
Sebelumnya, Maskapai Garuda Indonesia melakukan penerbangan komersil perdana dengan menggunakan Bioavtur Pertamina SAF pada tahun lalu. Penerbangan komersial pertama dengan dilakukan dengan beberapa penumpang dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Adi Soemarmo.
Pertamina SAF telah diinisiasi sejak tahun 2010 melalui Research & Technology Innovation Pertamina, dengan melakukan riset pengembangan produk dan katalis.
Pada 2021, PT Kilang Pertamina Internasional berhasil memproduksi SAF J2.4 di Refinery Unit IV Cilacap dengan teknologi Co-Processing dari bahan baku Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO), atau minyak inti sawit. Minyak inti sawit tersebut telah melewati proses pengolahan pemucatan, penghilangan asam lemak bebas dan bau, dengan kapasitas 1.350 kilo liter (KL) per hari.
Campuran sawit tersebut menyebabkan emisi gas buang pesawat terbang lebih rendah jika dibandingkan dengan menggunakan avtur konvensional. Selain itu, aspek pemanfaatan komponen minyak sawit ini dapat mendorong perkembangan industri dan ekonomi di dalam negeri.
Produk SAF tersebut kemudian melalui serangkaian uji coba pada mesin dan unit pesawat. Rangkaian pengujian dimulai dari cell test di fasilitas milik Garuda Maintenance Facility (GMF), ground run, flight test pada pesawat militer CN-235-200 FTB milik PT Dirgantara Indonesia.
SAF kemudian digunakan oleh pesawat komersil Boeing milik Garuda Indonesia.