LG Chem dan Antam Masih Bahas Struktur Usaha Patungan Pabrik Baterai

Image title
23 Desember 2020, 17:10
Pengemudi taksi mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN di Mal Tangcity, Kota Tangerang, Banten, Jumat (31/1/2020). PLN menargetkan penambahan 167 unit SPKLU di Indonesia pada 2020 guna menunjang infrastruktur ke
ANTARA FOTO/Fauzan
Ilustrasi. LG Chem dan Antam masih berdiskusi terkait struktur usaha patungan pabrik baterai lithium mobil listrik di Indonesia.

Di sisi lain, Kunto menyatakan Antam juga memiliki portofolio nikel yang solid, serta kompetensi teknis dalam pengembangan hilirisasi produk olahan nikel. Saat ini Antam bersama MIND ID sedang melaksanakan tahap penjajakan dengan mitra-mitra strategis yang memiliki komitmen finansial yang solid, penguasaan teknologi dan proses pengolahan ekstraktif nikel baterai, serta memiliki basis pasar untuk produk baterai listrik.

Kebutuhan Baterai Akan Naik

Ia menyebut Antam bersama MIND ID memiliki komitmen dalam mendukung aspirasi pemerintah sejalan dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan skala bisnisnya. Pengembangan baterai nasional bersifat strategis. Permintaannya diperkirakan akan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. Kesempatan ini akan menjadi prospek baik bagi Antam untuk memperkuat portofolionya. 

Prediksi Pertamina Energy Institute, kebutuhan baterai akan naik dalam beberapa tahun ke depan. Dalam tiga skenario yang lembaga ini buat, langkah green transition akan meningkatkan kebutuhan kapasitas baterai dari 41 gigawatt jam (GWh) pada 2030 menjadi 198 gigawatt jam pada 2050.

Pada 2021, Antam akan fokus pada ekspansi pengolahan mineral bersifat hilir. Termasuk di dalamnya, perluasan basis cadangan dan sumber daya, menjalin kemitraan untuk mengembangkan produksi mineral olahan baru dari cadangan yang ada. Kemudian menurunkan lebih lanjut cash cost dan meningkatkan daya saing biaya, serta peningkatan kinerja bisnis inti untuk meningkatkan daya saing perusahaan. 

Sebagai informasi, MIND ID, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero) berencana akan membangun pabrik baterai. Komponen utama pembuatan baterai ini salah satunya adalah nikel. Indonesia merupakan pemilik cadangan komoditas tambang itu yang terbesar di dunia. 

Dalam konsorsium tersebut ada dua perusahaan asing yang menyatakan minatnya bergabung dalam bisnis ini, yaitu Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) asal Tiongkok dan LG Chem Ltd asal Korea. Keduanya termasuk produsen baterai kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia.

Namun, dari kedua perusahaan asing tersebut baru CATL yang bakal menggelontorkan investasi. Nilainya mencapai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 71 triliun ke Indonesia.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...