Porsi Pembangkit EBT Dalam Draf RUPTL 2021-2030 Diusulkan 51,6%

Image title
19 Agustus 2021, 12:54
ebt, energi baru terbarukan, pembangkit listrik, pembangkit ebt
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Warga mengecek Panel Surya di Pantai Bakti Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (7/10/2019).

Angka ini meningkat dibanding RUPTL 2019-2028 yang masih 30% untuk porsi pembangkit EBT. Dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan, target penambahan pembangkit mencapai 40.967 megawatt (MW) atau 41 gigawatt (GW).

"Kami ingin RUPTL yang sedang disusun saat ini adalah RUPTL yang lebih hijau. Dalam artian, porsi EBT lebih baik daripada versi RUPTL sebelumnya," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana.

Penyusunan RUPTL ini sejalan dengan target bauran EBT sebesar 23% di tahun 2025. Rida juga mengungkapkan berbagai kebijakan hijau yang terdapat dalam RUPTL 2021-2030 yang saat ini masih dalam pembahasan.

Kebijakan tersebut antara lain konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke pembangkit EBT, co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara, retirement pembangkit tua, dan relokasi pembangkit ke sistem yang memerlukan.

Selain mendorong pemanfaatan EBT, Pemerintah juga memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan listrik secara merata. Kementerian ESDM menargetkan Rasio Elektrifikasi 100% pada tahun 2022.

"Kami sudah rancang, hal tersebut tercantum dalam draft RUPTL 2021-2030, bahwa pada tahun 2022 kami upayakan Rasio Elektrifikasi dan Rasio Desa Berlistrik bisa 100%," kata Rida.

Hingga Maret 2021, rasio elektrifikasi mencapai 99,28% dan rasio desa berlistrik 99,59%. Hal tersebut berarti masih ada 0,72% rumah tangga dan 0,41% desa di seluruh Indonesia yang belum berlistrik.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...