DEN Sebut EBT Tak Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 2050 Sebesar 2.000 TWh

Image title
1 Oktober 2021, 08:46
ebt, energi baru terbarukan, listrik, pembangkit listrik
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) melalui Compressed Natural Gas (CNG) Jakabaring di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (16/4/2021).

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan berdasarkan pemodelan yang telah dibuat pemerintah, dari proyeksi kebutuhan listrik pada 2060, permintaan listrik dari PLN diperkirakan 1728 TWh sedangkan dari non PLN sebesar 157 TWh.

Adapun proyeksi konsumsi listrik per kapita diproyeksi akan mencapai lebih dari 5000 kilowatt hour (kWh) pada 2060. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut dan dalam mencapai net zero emission, maka pemenuhan kebutuhan listrik EBT sebesar 1885 TWh pada 2060 akan dipasok dari pembangkit EBT sebesar 635 GW.

"Pemenuhan kebutuhan listrik Indonesia sebesar 1885 TWh akan dipasok sepenuhnya oleh pembangkit EBT," kata Arifin beberapa pekan lalu.

Arifin mengatakan penambahan kapasitas energi terbarukan seperti energi surya dan angin secara masif berjalan mulai 2031. Selain itu, pemanfaatan energi panas bumi dan hidro juga akan dioptimalkan agar mampu menjaga keandalan sistem.

"Untuk menjaga keandalan sistem diperlukan teknologi yang andal antara lain seperti storage dan pembangkit listrik tenaga nuklir," katanya.

Arifin mencatat kebutuhan energi final pada 2060 diprediksi akan mencapai 365 Million Tonne Of Oil Equivalent (MTOE). Listrik diperkirakan akan mendominasi untuk energi final, khususnya di sektor penggunaan seperti sektor industri dan rumah tangga.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...