Krisis Energi Jadi Gambaran Susahnya Lepas dari Energi Fosil

Cahya Puteri Abdi Rabbi
21 Oktober 2021, 16:55
krisis energi, EBT, energi, energi terbarukan
ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/aww.
Hewan ternak milik warga mencari makan di area Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis (9/7/2020). Kementerian ESDM mencatat bauran energi baru dan terbarukan (EBT) telah mencapai 15 persen dari target sebesar 23 persen pada 2025.

 Namun, upaya tersebut dinilai belum cukup untuk menarik lebih banyak investor di sektor EBT.

"Kita sudah kasih beberapa insentif ternyata masih belum bisa. Yang harus kita lakukan adalah langsung action saja. Kita lakukan yang kira-kira bisa menguntungkan secara ekonomi, diterima secara sosial di seluruh lokasi, sekaligus rendah karbon," katanya.

Sebagaimana diketahui, beberapa negara yang mengalami krisis energi beralih ke pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Akibatnya permintaan batu bara global meningkat. Inggris misalnya, yang selama ini banyak menggunakan gas alam untuk operasional beberapa industri kini mulai kembali menggunakan PLTU berbasis batu bara.

 Selain permintaan yang meningkat karena kegiatan pemulihan ekonomi,  harga gas bahkan sudah melonjak 250% karena keterbatasan pasokan akibat penghentian fasilitas produksi di Amerika Serikat hingga isu manipulasi perusahaan gas Rusia Gazprom untuk mendongkrak harga.

Dilansir dari AFP, harga yang melonjak naik ini membuat para produsen pembangkit listrik di Inggris cenderung beralih ke batu bara karena ongkosnya lebih murah. Hal ini juga dilakukan untuk mengamankan pasokan energi gas alam.

Perusahaan pembangkit listrik, Drax, mengatakan, ketergantungan pada gas alam yang harganya naik dua kali lipat sejak Mei, membuat otoritas mengambil jalan ini sebagai solusi listrik tetap menyala bagi warga.

"Fasilitas ini (PLTU) telah memenuhi peran penting dalam menjaga lampu warga agar tetap menyala saat sistem energi berada di bawah tekanan yang cukup besar," kata Drax dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP, Kamis (21/10).

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...