Pembangkit Batu Bara Captive Naik 1000%, Pensiun Dini PLTU Tak Efektif
PLTU Captive Menjamur
Berdasarkan laporan Global Coal Plant Traker, pada 2023 Indonesia menempati peringkat keempat di dunia untuk kapasitas batu bara baru yang diusulkan. Merujuk Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 kapasitas PLTU diproyeksikan terus meningkat hingga 13 Gigawatt (GW).
Laporan Global Energy Monitor juga menunjukkan, kapasitas pembangkit batu bara captive yang beroperasi telah meningkat 10 kali lipat dari tahun 2013 hingga 2023, dari 1,4 GW menjadi 10,8 GW.
“Iya, karena kan kapasitas dari PLTU baru yang dibangun kan 13 GW,” kata Bhima saat dihubungi Katadata, Jumat (26/4).
Ia mengatakan jumlah PLTU yang masuk dalam pensiun dini dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP), hanya 3 GW. Dengan begitu, jumlah PLTU milik PLN yang disuntik mati tidak sebanding dengan PLTU captive yang dibangun di kawasan Industri.
Menurutnya, hal ini membuat pihak yang ingin mendanai pensiun dini PLTU milik PLN menjadi ragu. Ini karena pemerintah masih memberikan izin pembangunan PLTU captive di kawasan industri melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 Tahun 2022.