Uni Eropa Sepakat Tak Lagi Danai Proyek Gas Alam

Sorta Tobing
17 Desember 2020, 12:59
uni eropa, bisnis hijau, emisi karbon, energi, gas alam, just transition fund
Katadata
Ilustrasi. Uni Eropa sepakat tidak akan memakai dana transisi hijaunya untuk proyek gas alam.

Laporan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) berjudul World Disasters Report 2020 menyebut 50 juta orang telah terdampak bencana alam karena perubahan iklim. Frekuensi intensitas cuaca ekstrim terus naik sejak 1960an.

Pada 2019, dunia menghadapi 308 bencana alam, angkanya melonjak 35% sejak 1990an. Sebanyak 77% dari bencana itu terkait iklim atau cuaca yang menewaskan sekitar 24,4 ribu orang. Mayoritas korban berasal dari negara miskin yang terkena gelombang panas dan badai mematikan. 

Jepang Perkirakan Pasar Green Bond-nya Akan Naik

Jepang juga sedang berusaha memangkas emisi karbonnya. Pasar obligasi hijau atau green bond-nya diperkirakan akan terus tumbuh tahun depan. Hal ini sejalan dengan janji Perdana Menteri Yoshihide Suga untuk menjadikan negaranya netral karbon pada 2050. 

Anggota panel kebijakan pemerintah Mana Nakazora mengatakan nilai surat utang berbasis lingkungannya pada tahun lalu mencapai 824 miliar yen atau sekitar Rp 112,7 triliun. Angkanya naik 24 kali lipat daripada lima tahun sebelumnya. 

Pasar obligasi hijau dan aset berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) diperkirakan akan mencapai 20% pasar obligasi korporasi Jepang yang mencapai 60 triliun yen. “Semakin banyak investor yang menaruh uangnya di aset ESG. Banyak pula perusahaan yang merasa perlu menerbitkan green bond,” kata Nakazora.

Namun, menurut dia, pemerintah harus menetapkan jadwal lebih jelas tentang cara mencapai target netral karbon tersebut. Tujuannya, agar sektor swasta dapat melakukan transisi lebih mulus menuju energi hijau. 

Bank sentral Jepang juga dapat mempromosikan keuangan hijaunya dan menetapkan pedoman ESG untuk manajemen aset. “Bank-bank sentral dunia mulai berubah dengan mengelola aset di bawah pedoman ESG,” ujarnya. Sudah waktunya pemerintah Jepang dan regulator keuangan untuk mengikutinya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...