Co-Firing Biomassa di 17 PLTU, PLN Hasilkan Energi Bersih 189 MW
Dalam pelaksanaan co-firing di 17 PLTU, kedua anak usaha PLN itu memanfaatkan limbah serbuk kayu atau sawdust, wood chip, dan SRF (Solid Recovered Fuel) dari sampah. Untuk tahun 2021 diperkirakan kebutuhan biomassa untuk bahan bakar pembangkit mencapai 570 ribu ton.
Untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku biomassa, PLN telah mendapat kepastian pasokan dari sejumlah perusahaan. "Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan bisa memberi nilai tambah bagi para mitra,” kata Agung.
Co-firing merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti sebagian (parsial) atau bahan campuran batu bara di PLTU. Biomassa bisa diambil dari limbah pertanian, industri pengolahan kayu, hingga limbah rumah tangga serta tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan Hutan Tanaman Energi seperti pohon Kaliandra, Gamal dan Lamtoro.
Melalui co-firing, PLN mampu dengan cepat meningkatkan bauran energi terbarukan tanpa melakukan investasi untuk membangun pembangkit baru. “Manfaat lain dari co-firing ini juga menjadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan sampah/limbah di Tanah Air,” kata Agung.