Luhut Peringatkan PLN agar Serius Jalankan Transisi Energi ke EBT

Image title
20 September 2021, 19:26
ebt, pln, luhut binsar pandjaitan
ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/aww.
PLN UP 3 Sorong melakukan uji coba pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kampung Wejim Timur, Distrik Kepulauan Sembilan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (3/2/2021).

"Yang jelas dalam revisi UU Ketentuan Umum Perpajakan sudah terbuka pembahasan adanya pajak karbon jadi hanya teknisnya saja nanti pengaturan insentif bagi PLN," katanya.

Sebelumnya, PT PLN siap memimpin transisi energi melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Hal itu disampaikan Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini dalam acara UN Global Compact Virtual Leaders Summit 2021.

Acara ini merupakan agenda yang mempertemukan Kepala Negara, petinggi PBB, para pemimpin bisnis, akademik, dan organisasi non-pemerintah. Khususnya untuk membahas krisis global yang berkaitan dengan perubahan iklim, pandemi global Covid-19, ketimpangan sosial dan lain-lain.

"Akan ada penambahan kapasitas di 2060 sebesar 1.500 TeraWatt hour (TWh), artinya lima kali lipat dari kapasitas listrik di tahun ini. PLN punya komitmen penambahan kapasitas itu akan berbasis pada renewable energy," kata dia beberapa waktu lalu.

Menurutnya pengembangan EBT menjadi prioritas penting bagi PLN. Terutama guna mengejar target bauran EBT sebesar 23% di tahun 2025. Pembangkit-pembangkit EBT diproyeksikan akan terakumulasi mencapai 10 GigaWatt (GW) pada 2025 dan meningkat lagi hingga 15 GW pada 2029.

Selain itu, EBT di masa depan bukan hanya sebatas energi yang intermiten, melainkan sebagai pemikul beban dasar (base load) yang akan bersaing dengan energi fosil. Di saat itulah, menurutnya pengembangan dan penerapan energi terbarukan akan menjadi kekuatan PLN untuk penyediaan listrik ramah lingkungan.

Zulkifli juga menjelaskan, PLN akan mulai memensiunkan pembangkit-pembangkit tua yang subcritical pada 2030. Dalam jangka pendek, pembangkit yang masih berbasis bahan bakar minyak (BBM), akan diganti dengan pembangkit-pembangkit berbasis renewable, dan base load.

"Kami mengubah BBM yang mahal, impor, dan menimbulkan polusi, untuk secara penuh bergeser pada energi murah, berbasis kekuatan domestik, dan ramah lingkungan," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...