Penerbitan Obligasi Hijau Diramal Tembus Rp 14.000 Triliun pada 2022

Happy Fajrian
29 Oktober 2021, 14:08
obligasi hijau, investasi hijau,
123rf.com/warat42
Ilustrasi pembiayaan berkelanjutan, investasi hijau, ramah lingkungan.

Proyeksi penerbitan obligasi hijau oleh Climate Bonds Initiative ini jauh lebih besar dari yang diprediksi oleh anak usaha Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), bersama Amundi Asset Management yang hanya US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.400 triliun pada 2023.

IFC dan Amundi tengah berupaya menciptakan pasar obligasi hijau terbesar di dunia, salah satunya dengan menargetkan negara berkembang dengan mendorong emiten menerbitkan obligasi hijau ini dengan tawaran bunga rendah.

“Penerbitan obligasi hijau di negara berkembang mempunyai pasar yang kuat,” kata Yerlan Syzdykov, Kepala Amundi Asset Management, dikutip dari Bloomberg, Selasa (20/4).

Tren Investasi Hijau/ESG di Indonesia

Investasi berbasis prinsip ESG juga menunjukkan peningkatan yang signifikan di Indonesia. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2014, jumlah produk dan besaran dana yang dikelola reksa dana dan ETF bertema ESG mengalami peningkatan drastis.

Berdasar data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2020 terdapat 14 produk reksa dana dan ETF berbasis ESG dengan nilai dana kelola (asset under management/AUM) mencapai Rp 3,062 triliun.

Angka ini meningkat drastis dibanding setahun sebelumnya, yaitu sekitar Rp 1,7 triliun dengan 10 jumlah produk. Tren naik ini merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya.

Pada 2018 dana kelolaan bertema ESG mencapai Rp 730 miliar (7 produk), 2017 Rp 253 miliar (2 produk), 2016 Rp 42 miliar (2 produk), dan 2015 Rp 36 miliar (1 produk). Simak databoks berikut:

Indonesia bahkan meraih penghargaan sebagai penerbit sukuk hijau terbesar dunia pada 2020, yakni mencapai US$ 750 juta atau lebih dari Rp 10,5 triliun.

"Ini merupakan pengakuan publik kepada semua organisasi dan pemerintah yang berada di garis depan dalam melakukan capital shifting menuju solusi rendah karbon dan transisi yang lebih besar ke nol-bersih," ujar CEO Climate Bonds Initiative Sean Kidney beberapa waktu lalu, Selasa (27/4).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...