Bahlil Protes Perbedaan Nilai Karbon Negara Maju dan Berkembang di WEF

Andi M. Arief
25 Mei 2022, 06:00
Ilustrasi Emisi Karbon
123RF

"Kami minta nggak boleh ada perlakuan berbeda. Masa (nilai karbon kita) US$ 10 per ton, sedangkan mereka (negara maju) US$ 100 per ton. Yang kami perjuangkan adalah jangan harga karbon memperbaiki hutan nilainya lebih besar ketimbang memelihara. Ini nggak fair," kata Bahlil. 

Bahlil mendorong agar pengaturan nilai karbon memperhitungkan masyarakat dan melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekitar hutan. Pelibatan kedua kelompok tersebut dinilai dapat meningkatkan efek ganda dari proses dekarbonisasi. 

Sebelumnya, Bahlil mengatakan, Kementerian Investasi berkomitmen penuh dalam menyukseskan percepatan transisi energi yang menjadi salah satu pilar utama Presidensi G20 Indonesia. Pemerintah mendorong investasi yang berkelanjutan serta penerapan energi baru terbarukan (EBT) dengan mengundang investor dari berbagai negara.

Saat ini, investasi baterai listrik di Indonesia berasal dari Korea Selatan, Cina, dan Taiwan. Indonesia juga menjajaki kerja sama dengan perusahaan Eropa yaitu VKTR dengan BritishVol. Kerja sama tersebut terkait pengembangan industri baterai kendaraan listrik.

Menurut laporan Bloomberg NEF, nilai investasi transisi energi di skala global mencapai US$755 miliar pada tahun 2021, naik sekitar 27% dari tahun 2020.

Sebanyak 50% dari investasi transisi energi global pada 2021 masuk ke sektor energi terbarukan, dengan nilai mencapai US$366 miliar. Angka ini naik 6,5% dibanding tahun sebelumnya.

 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...