Decentralized Exchange, Sistem Transaksi Kripto Tanpa Pihak Ketiga

Amelia Yesidora
27 Mei 2022, 18:15
kripto, bursa kripto, decentralized exchange, educate me, cryptocurrency, bursa kripto,
ANTARA FOTO/REUTERS/Pavel Mikheyev/WSJ/cf
Pavel Mikheyev Seorang pegawai bekerja di pusat data perusahaan kripto BTC KZ yang berlokasi di dekat pembangkit tenaga listrik panas batubara di luar kota Ekibastuz, Kazakhstan, Sabtu (6/11/2021). Foto diambil tanggal 6 November 2021.

Selain itu, regulasi KYC dan AML muncul dalam transaksi kripto, sebab adanya urgensi untuk mencegah adanya pencucian uang melalui aset kripto. Maka dari itu, prinsip KYC mengharuskan adanya data identitas dan latar belakang dari pengguna yang valid sebelum bisa menggunakan platform atau produk kripto. 

Ragam Cara Kerja DEX

Zipmex membagi DEX ke dalam tiga jenis, berdasarkan cara kerja yang diberlakukan dalam transaksi kripto. Ketiga jenis itu antara lain adalah order book, swap, dan decentralized exchange aggregator

Jenis pertama, order book, memiliki sistem kerja yang hampir sama dengan CEX konvensional, yakni mencatat seluruh pesanan baik jual dan beli atas aset tertentu. Selisih harga jual dan beli itu, menentukan kedalaman order book dan harga pasar yang berlaku.

Adapun informasi pesanan tersebut disimpan secara on-chain dalam transaksi, sementara dana yang ditransaksikan disimpan secara off-chain dalam wallet pengguna.

Sistem berikutnya atau yang kedua, berkembang dengan tidak menggunakan order book untuk memfasilitasi transaksi dan menetapkan harga. Swap diartikan sebagai proses transaksi yang dilakukan antar wallet pengguna secara instan, di mana harga aset ditentukan dari protokol kumpulan likuiditas (liquidity pool).

Dari proses tersebut, dapat juga dihitung rasio Total Value Locked atau TVL yang menunjukkan apakah nilai aset terlalu tinggi atau overvalued, atau justru terlalu rendah atau undervalued.  

Infografik_Popularitas uang kripto menyaingi saham
Infografik_Popularitas uang kripto menyaingi saham (Katadata)

Agregator sebagai cara kerja DEX ketiga, muncul karena dua hal, yakni rendahnya likuiditas dalam platform DEX dan kesulitan untuk membandingkan harga mata uang kripto di berbagai platform DEX. Maka dari itu, tugas utama aggregator DEX adalah menawarkan tingkat pertukaran yang lebih baik kepada pengguna, di antara berbagai platform DEX dan melakukan transaksi sesingkat mungkin. Aggregator juga berperan sebagai pelindung dari dampak volatilitas harga dan bisa mengurangi resiko kegagalan transaksi. 

Menurut data CoinMarketCap, sudah ada lebih dari 200 DEX di dunia, namun DEX dengan volume perdagangan terbesar di dunia adalah Uniswap. Hingga Jumat (27/5), Uniswap sudah memperdagangkan US$ 2,5 miliar atau setara Rp 2,5 triliun dalam waktu 24 jam terakhir. Adapun DEX ini menguasai pasar dengan rasio sekitar 0,003 %. 

Di peringkat kedua, terdapat platform dYdX dengan jumlah volume perdagangan US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun. Kemudian, di posisi ketiga ada PancakeSwap dengan volume perdagangan sekitar US$ 692 juta atau setara Rp 9,6 triliun selama 24 jam terakhir.

Sesuai namanya, Uniswap dan Pancakeswap dapat digolongkan sebagai platform DEX dengan cara kerja swap. Sementara itu, dYdX adalah sebuah platform DEX yang menggunakan sistem orderbook. Uniswap sendiri sudah diluncurkan sejak Mei 2021 lalu, sementara dYdX sejak April 2019 lalu. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...