Greenflation adalah Inflasi Hijau, Ini Penjelasannya

Anggi Mardiana
24 Januari 2024, 17:44
Greenflation adalah
Unsplash
Greenflation adalah
Penyebab greenflation
Penyebab greenflation (Unsplash)

1. Pajak Karbon Meningkat

Banyak faktor yang memicu terjadinya inflasi selama transisi energi hijau. Salah satunya adalah peningkatan biaya pajak karbon. Harga satu ton CO2 saat ini lebih tinggi sepuluh kali lipat dibandingkan dengan saat Perjanjian Paris ditandatangani pada 12 Desember 2015.

Menurut Badan Perdagangan Internasional (IMF) pada Juni 2021, pajak karbon global perlu meningkat menjadi US$75 per ton pada tahun 2030. Angka tersebut diperkirakan akan terus naik dalam tahun-tahun berikutnya.

Hal ini disebabkan oleh kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca (GRK) sebesar seperempat hingga setengahnya pada tahun 2030 agar perubahan iklim dapat kembali stabil. Proyeksi menunjukkan bahwa emisi CO2 global diperkirakan akan meningkat dari 30 miliar ton pada tahun 2020 menjadi 37 miliar ton pada tahun 2030.

2. Pengurangan Bahan Bakar Fosil

Untuk mendorong transisi ke arah energi hijau, pemerintah perlu mengurangi subsidi bahan bakar fosil dan menerapkan kebijakan yang mengurangi insentif bagi perusahaan untuk meningkatkan produksi baru.

Saat perusahaan-perusahaan tersebut mengurangi investasi dalam eksplorasi dan ekstraksi, ada kemungkinan bahwa pasokan minyak dan gas baru akan menurun lebih cepat daripada permintaan. Situasi ini dapat menimbulkan tekanan pada kenaikan harga. Dampak ini terjadi karena saat ini perusahaan-perusahaan minyak dan gas besar sedang memindahkan fokus ke sektor energi terbarukan.

3. Lonjakan Permintaan Bahan Baku Energi Hijau

Permintaan pasar diperkirakan akan meningkat untuk komoditas yang diperlukan dalam transisi menuju energi hijau. Namun ketersediaan beberapa mineral terbatas. Terjadi lonjakan permintaan terhadap lithium dan nikel, khususnya akibat peningkatan kebutuhan kendaraan listrik.

Hal yang sama berlaku untuk tembaga yang esensial untuk pembuatan kabel kendaraan listrik. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan lithium dapat melonjak hingga 40 kali lipat dalam dua dekade ke depan karena penggunaan baterai terus meningkat.

Sementara itu, investasi dalam pembangkit listrik tenaga angin juga diharapkan akan meningkatkan permintaan terhadap seng dan tanah jarang. Jumlah besar tanah jarang diperlukan dalam konstruksi panel fotovoltaik bersama dengan silikon dan perak.

Dapat disimpulkan greenflation adalah fenomena inflasi yang terkait dengan transisi atau perubahan menuju energi hijau. Ini terjadi saat biaya dan harga bahan baku yang digunakan untuk menciptakan energi hijau meningkat sehingga menimbulkan peningkatan harga bahan strategis dalam infrastruktur secara berkelanjutan.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...