TOWR Calon Juragan Menara Telekomunikasi Anak Usaha Grup Djarum

Amelia Yesidora
12 November 2021, 14:32
grup djarum, TOWR, Saham TOWR, emiten:TOWR, profil perusahaan
ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/foc.
Sejumlah petugas PLN sedang memasang jaringan listrik di tower 19 yang roboh akibat Siklon Seroja pada Minggu (4/4) lalu di desa Tuanfeu, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (13/4/2021). Sebanyak lima kabupaten di Pulau Timor NTT belum bisa dialiri oleh jaringan listrik akibat tower penghubung ambruk.

Sinyal Menara TOWR Lahir di Kudus 

Perusahaan TOWR pertama kali berdiri Kudus, Jawa Tengah pada 2008 silam. Bisnis awalnya yakni berinvestasi pada perusahaan yang memiliki menara telekomunikasi, kemudian menyewakannya pada perusahaan komunikasi nirkabel.

Sarana Menara Nusantara pun mengawali kegiatan usahanya dengan mengakuisisi 99,9 % saham Protelindo, perusahaan menara telekomunikasi yang sudah berdiri dari 2003. Dengan begitu, seluruh kegiatan usaha dan kegiatan operasional bisnis TOWR dijalankan melalui Protelindo.

Kegiatan usaha utama Protelindo adalah penyewaan ruang untuk lokasi menara, yang dapat digunakan bersama oleh operator nirkabel di Indonesia dengan perjanjian sewa jangka panjang. Tempat yang disewakan terdiri dari ruang vertikal pada menara, serta memasang antena frekuensi radio dan antena microwave. Ada juga ruang lahan untuk penempatan shelter dan kabinet tempat penyimpanan perangkat elektronik dan penyediaan listrik.

Tak hanya itu, manajemen juga mengklaim kalau portofolio menara Protekindo yang baru merupakan yang terbesar di Indonesia dan terluas secara geografis. Dengan begitu, TOWR mampu memberikan cakupan layanan di seluruh kepulauan Indonesia.

Dua tahun sejak berdirinya TOWR, perusahaan tersebut memutuskan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia alias BEI. Masuknya Sarana Menara ke bursa Tanah Air dilakukan lewat initial public offering atau IPO pada Maret 2010.

Sebanyak 112,23 juta lembar saham ditebar Sarana Menara dengan harga penawaran awal Rp 1.050 per lembar saham. Dari aksi korporasi tersebut, TOWR berhasil mengantongi dana segar sebanyak Rp 117,84 miliar. 

Selanjutnya, TOWR masih rajin melakukan aksi akuisisi. Pada Juli 2015 perusahaan Grup Djarum tersebut mengakuisisi Iforte Solusi Infotek (Iforte). Iforte merupakan perusahaan penyedia menara micro-cell serta memiliki dan mengoperasikan jaringan kabel serat optik.

Selama 2020, semasa awal pandemi Protelindo telah mendapatkan afirmasi atas Standard & Poor's Corporate Credit Rating yaitu tetap BBB (dengan stable outlook), upgrade atas Fitch rating yaitu menjadi BBB/AAA (dengan stable outlook), dan afirmasi atas Moody’s rating yaitu tetap Baa3. Per Agustus 2021, SMN telah memiliki 22% dari total seluruh menara telekomunikasi yang ada di Indonesia. 

Di sisi lain, Presiden Direktur TOWR Ferdinandus Aming Santoso bukanlah orang asing di jajaran pejabat Grup Djarum. Dia diketahui turut memegang jabatan penting di beberapa anak perusahaan Grup Djarum, seperti Direktur PT Unitras Energy, Direktur Utama PT Cipta Karya Bumi, Komisioner Presiden PT BCA Sekuritas, dan Komisaris PT Grand Indonesia.

Pria pria kelahiran 1964 tersebut, pernah bekerja sebagai Business Advisor pada Arthur Andersen Global Ferdinandus. Ferdinandus merupakan alumni Universitas Tarumanegara, jurusan Akuntansi dengan tahun kelulusan 1988.

Ferdinandus ditunjuk sebagai Presiden Direktur berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa Perseroan tanggal 20 November 2015. Bersamaan dengan jabatan tersebut, Ferdinandus juga menjabat sebagai Direktur Utama Protelindo. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...