Bisnis Medco Energi Mengalir Lewat Tangan Arifin Panigoro

Amelia Yesidora
27 Desember 2021, 15:45
Medco
Katadata

Jauh sebelum membangun Medco, Arifin adalah seorang kontraktor instalasi listrik yang melakukan usahanya secara door-to-door sembari berkuliah di ITB. Setelah itu, Arifin memperoleh ide usaha berkat peristiwa oil boom pada 1970-1980 yang menjadikan minyak bumi sebagai komoditas ekspor utama.

Ia kemudian mengajak teman-temannya sesama alumni ITB untuk membangun perusahaan minyak. Gayung bersambut, kala itu pemerintah RI sedang gencar melakukan pembinaan terhadap pengusaha migas lokal. Arifin dan teman-teman kemudian mendapat izin untuk membangun Medco.

Tak hanya dikenal sebagai seorang pengusaha, Arifin pernah masuk ke dunia politik. Meski hanya sebentar, ia pernah mengemban posisi strategis di Partai Persatuan Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Kala itu, ia menjabat sebagai Ketua DPP dan Ketua Fraksi PDIP di DPR dari tahun 2002-2003. Ia kemudian meninggalkan jabatannya di DPR pada 2005.

Dengan kepemilikannya di Medco, Forbes mencatat nama Arifin dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia tahun 2020. Namun, nama Arifin keluar dari daftar pada 2021, dengan kekayaan US$ 550 juta atau senilai Rp 7,7 triliun (kurs Rp 14.000).

Ragam Usaha Medco

Meski bisnis utama Medco adalah minyak, perusahaan ini juga memiliki dua lini usaha yang lain, yakni tambang tembaga dan emas, serta bisnis gas. Pertama, bisnis tambang tembaga dan emas Medco berada di Batu Hijau, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kepemilikan Medco atas tambang ini dilakukan oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), di mana Medco memiliki 50% saham perusahaan ini.

Dilansir dari laman perusahaan, tambang Medco itu memiliki estimasi sumber daya 12,9 juta lbs tembaga, 19,7 juga oz emas. Selain itu, tambang ini berpotensi untuk memproduksi 300-400 juta lbs tembaga dan 0,35-0,6 juta emas per tahun.

Kedua, lini usaha Medco lainnya adalah di bidang gas. Tercatat ada sembilan titik pembangkit listrik di Indonesia yang dikelola oleh Medco, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Sarulla di Sumatera Utara, pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Pekanbaru, Riau, PLTG Panaran I dan Panaran II di Batam.

Selain itu, ada PLTG di Prabumulih, Sumatera Selatan, PLTG di Kali Doni, Palembang, PLTG di Lematang, Sumatera Selatan, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH) di Cianjur, Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara di Tanjung Jati, dan PLTPB Ijen, Jawa Timur.

Usaha minyak Medco sendiri sudah malang melintang hingga ke benua Afrika. Di Indonesia sendiri, Medco memiliki 11 titik produksi, 4 titik pengembangan (development), dan tiga titik eksplorasi yang membentang dari Aceh hingga Sulawesi Tengah. 

Secara internasional, Medco memegang izin eksplorasi di tiga titik, yaitu pertama di Block 10 dan 12, Mexico, kedua di Block 1 dan 4, Tanzania, dan ketiga di Block PM322 di Selat Malaka, Malaysia. Untuk izin pengembangan (development), Medco memegang dua titik, yaitu pertama Area 47 di Libya serta block 1 dan 4 di Tanzania.

Medco juga memegang izin produksi di empat titik. Pertama, di Block 9, Yaman, kedua di Lapangan Karim, Oman, ketiga Lapangan Bualuang, Thailand, dan keempat Block Chim Sao dan Dua di Vietnam.

Dilansir dari paparan publik perusahaan, hingga pertengahan tahun 2021 Medco berhasil memproduksi 94 juta barel minyak dan gas per hari, dengan kapasitas produksi sekitar 110 juta barel per hari. Medco juga sudah menjual 1.355 GWh tenaga listrik, di mana 33 % berasal dari energi terbarukan. Sementara dari pertambangan, AMNT memproduksi 103 juta lbs tembaga atau setara 46.720 ton dan 55.000 oz emas atau sekitar 1,559 ton.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...