Bukit Teletubbies, Lokasi Indah di Gunung Bromo yang Sering Kebakaran
Terdapat beberapa fasilitas yang disediakan pada bukit ini. Mulai dari jasa kuda untuk berkeliling ke area sekitar hingga para pedagang yang menyediakan aneka kuliner.
Pengunjung dapat menikmati pemandangan langit malam bertabur bintang. Selain langit malam, Bukit Teletubbies juga dijadikan tempat berburu matahari terbit.
Sering Kebakaran
Kebakaran yang terjadi pada beberapa hari lalu bukanlah kejadian pertama. Dalam lima tahun terakhir, bukit ini tercatat mengalami beberapa kali kebakaran.
Pada September 2018, lereng perbukitan Teletubbies yang berjarak lima kilometer dari kawah Bromo dilahap api. Peristiwa ini menghanguskan lahan sabana dengan ketebalan antara 85 sentimeter (cm) hingga 150 cm. Tak hanya sabana, kebakaran ini membuat sejumlah pohon cemara hingga bunga Edelweis hangus.
Pada September 2022, kembali bukit tersebut dilahap si jago merah. Faktor penyebab peristiwa ini karena puntung rokok yang dibuang sembarangan. Saat itu kebakaran terjadi di dekat parkir mobil Jeep.
Kebakaran juga melanda Bukit Teletubbies pada 30 Agustus 2023. Lokasi kebakaran tersebut berada di savana kawasan Jemplang, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Namun, kebakaran ini tidak mengganggu kegiatan wisata para pengunjung.
Dalang Kebakaran Terakhir
"Satu orang ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan dua alat bukti yang cukup," kata Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana di Probolinggo, Kamis (7/9) dikutip dari Antara.
Bukit Teletubbies terbakar pada pukul 11.30 WIB saat pengunjung menggunakan suar asap untuk keperluan foto prewedding. "Sehingga mengeluarkan percikan api yang membakar rumput kering di padang savana," kata Wisnu.
Pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru lalu langsung melapor ke Polsek Sukapura. Personel kepolisian lalu mendatangi area bukit untuk membantu pemadaman dan menangkap enam orang yang terlibat pemotretan.
Tak hanya masalah kelalaian, ternyata manajer wedding organizer tersebut tak mengantongi Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi (Simaksi). "Kami menyayangkan karena banyak pihak yang dirugikan," kata Wisnu.