Pertamina Perketat Protokol Kesehatan di Proyek Kilang Balikpapan
Pertamina akhirnya memperketat protokol kesehatan para pekerja proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara Walikota Balikpapan Rizal Effendi dan Pertamina pada Minggu (5/7).
Rizal sempat mengancam akan menghentikan proyek pengembangan kilang Balikpapan jika Pertamina tak menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pasalnya, banyak pekerja proyek tersebut yang terinfeksi Covid-19. Hal itu terjadi karena perusahaan meningkatkan frekuensi pekerjaan untuk mengejar target penyelesaian pengembangan kilang.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan perusahaan telah menerapkan protokol kesehatan di proyek tersebut. Salah satunya dengan disinfektan area kerja RDMP Balikpapan.
"Untuk yang terpapar dilakukan penanganan, baik isolasi mandiri maupun dirawat inap di rumah sakit," ujar Fajriyah kepada Katadata.co.id pada Selasa (7/7).
Namun, Fajriyah tak mengungkapkan jumlah pekerja proyek kilang Balikpapan yang terinfeksi virus corona. "Untuk jumlahnya, mungkin yang lebih valid dari dinas kesehatan," kata dia.
(Baca: Jadi Klaster Baru Covid-19, Proyek Kilang Balikpapan Terancam Disetop)
(Baca: Berkurang Jadi 53 Wilayah, Ini Daftar Zona Merah Corona di Indonesia)
Direktur Pengembangan PT Kilang Pertamina Balikpapan Djoko Koen mengatakan pihaknya terus meningkatkan frekuensi sosialisasi agar para pekerja mematuhi protokol kesehatan. Caranya dengan mendorong pola hidup sehat dan tanggap Covid-19 dengan memakai masker, cuci tangan, menjaga jarak, serta memakai hand sanitizer.
"Pengawasan dan pemeriksaan personil yang akan masuk dan bekerja di lingkungan RDMP terus diperketat, baik dengan pemeriksaan suhu tubuh, dan pengawasan saat bekerja," ujar Djoko.
Pihaknya juga melaksanakan pengawasan dan waspada Covid-19 dengan mengatur pekerja setelah jam kerja, di luar lingkungan kerja, hingga tempat tinggal atau mess karyawan. "Bagi pekerja yang terindikasi terpapar, segera dilaksanakan isolasi dan rapid test maupun swab test untuk meyakinkan bahwa personel dalam keadaan sehat dan negatif Covid-19,"ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga terus melacak personel yang masuk kategori kontak erat dengan pasien Covid-19 hingga level Orang Tanpa Gejala (OTG). Satgas Covid-19 internal juga terus meningkatkn pemeriksaan dan memperketat pengawasan pekerja.
(Baca: Jadi Klaster Baru Covid-19, Proyek Kilang Balikpapan Terancam Disetop)
Selain Satgas Covid-19 internal, perusahaan membentuk tim satgas khusus dengan Pemkot Balikpapan untuk memastikan seluruh protokol Covid-19 berjalan sesuai ketentuan pemerintah. Di sisi lain, Djoko mengatakan, pihaknya senantiasa mengutamakan kajian dan evaluasi dalam rangka percepatan dan ketepatan eksekusi pembangunan.
Pertamina juga berupaya semaksimal mungkin menjaga kegiatannya agar tetap aman dan tidak beresiko baik dari sisi HSSE, dan penularan Covid-19. Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Pertamina harus mencapai target pengembangan kilang untuk membangun ketahanan, kemandirian, dan meningkatkan kedaulatan energi nasional.
Tuntasnya RDMP RU V Balikpapan, menurut Djoko, bakal berdampak positif untuk pengembangan bisnis migas. Hal itu juga memacu ekonomi Balikpapan dan nasional.
Meski begitu, lanjut Djoko, pihaknya bakal terus mengacu pada standar kesehatan yang tanggap dan waspada terhadap virus corona. "Proyek RDMP RU V Balikpapan telah mencapai 18% dan ditargetkan selesai pada 2023. Kapasitas Kilang Balikpapan akan meningkat menjadi 360 ribu barel per hari dengan kualitas BBM standar euro 4 dan 5 yang ramah lingkungan," kata DJoko.