Garuda Maintenance Rugi Rp 50 M Akibat Pembengkakan Beban Usaha

Image title
6 April 2020, 22:22
Anak Usaha Garuda Indonesia Rugi Rp 50 M Akibat Pembengkakan Beban.
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang tenaga teknik tengah mengecek pesawat PT Garuda Maintenance Facility (GMF). Sepanjang 2019, GMF membukukan rugi US$ 3m1 juta atau sekitar Rp 50,8 miliar akibat kenaikan beban,

Selain itu, menyusutnya pendapatan lain-lain perseroan dari US$ 7,9 juta menjadi hanya US$ 1,9 juta juga ikut mengakibatkan perseroan akhirnya membukukan rugi sebelum pajak US$ 2,1 juta.  Angka ini berbanding terbalik dibanding periode sebelumnya yang mencatat laba sebelum pajak US$ 21 juta.

(Baca: Erick Thohir Ungkap Banyak BUMN Terpukul Corona: Utang Naik, Kas Minus)

Adapun setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan akhirnya membukukan rugi tahun berjalan US$ 2,9 juta dan laba bersih US$ 3,18 juta.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Miliki Negara (BUMN), Erick Thohir menyatakan, pandemi virus corona telah berimbas terhadap operasional dan bisnis sejumlah perusahaan pelat merah di bidang maskapai penerbangan. Hal tersebut diungkapkannya dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI. 

Salah satu sorotan Menteri BUMN yakni terkait kinerja induk GMF, PT Garuda Indonesia Tbk. Menurut Erick, Garuda  merupakan perusahaan pelat merah yang situasinya paling mengkhawatirkan.

Sebab, emiten berkode GIAA tersebut memiliki utang jatuh tempo US$ 500 juta. Ditambah, situasi industri penerbangan saat ini sedang lesu akibat terhentinya beberapa penerbangan ke luar negeri. “Jadi, cashflow Garuda juga negatif,” jelasnya.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...