Marak Serbuan Impor Keramik, Laba Arwana Citramulia Masih Tumbuh 38%

Image title
17 Oktober 2019, 15:06
Perajin melakukan proses produksi keramik di sentra industri keramik Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019). Produsen keramik menghadapi tekanan sejalan dengan maraknya impor.
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Perajin melakukan proses produksi keramik di sentra industri keramik Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019). Produsen keramik menghadpai tekanan sejalan dengan maraknya impor.

"Dengan demikian perusahaan mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp 218 miliar dengan laba bersih rp 160 miliar," tulis manajemen perseroan dalam laporan keuangan seperti yang dikutip dari Keterbukaan Informasi, Kamis (17/10).

Industri keramik dalam negeri saat ini tengah menghadapi tekanan. Ini salah satunya  disebabkan oleh serbuan impor keramik dari Tiongkok. Sepanjang tahun ini, serbuan impor keramik diperkirakan meningkat 50% menjadi US$ 286 juta dibanding 2018 sebesar US$ 190,6 juta.

(Baca: Aturan Bea Masuk Dorong Industri Keramik Tumbuh 9% di 2019)

Oleh karena itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendorong pemerintah segera memberlakukan kebijakan non-tarif atau Non-Tariff Measures (NTM) untuk membendung arus barang impor yang masuk, baik dalam bentuk bahan baku, produk antara, maupun barang jadi guna melindungi industri dalam negeri.

"Di tengah mengecilnya tarif bea masuk karena perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA), NTM menjadi instrumen yang efektif dalam memproteksi industri dalam negeri," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (10/10).

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...