BEI Sudah Coret Empat Emiten dari Bursa sejak Awal Tahun Ini

Image title
23 September 2019, 15:22
delisting saham, bursa, bursa efek indonesia
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). Sepanjang tahun ini BEI telah mendepak empat emiten dari bursa, yaitu Bank Nusantara Parahyangan, Sekawan Intipratama, Grahamas Citrawisata, dan Bank Mitraniaga.

Delisting ini dilakukan, setelah saham perusahaan disuspensi oleh BEI sejak 9 November 2015, baik di pasar reguler maupun tunai. Artinya, saham tersebut sudah dihentikan sementara perdagangannya selama 44 bulan (terhitung hingga 31 Mei 2019) atau lebih dari 3,5 tahun. Terakhir kali saham ini diperdagangkan di angka Rp 83 per saham.

3. Grahamas Citrawisata

Saham berikutnya yang terdepak dari jajaran emiten bursa yaitu PT Grahamas Citrawisata Tbk (GMCW) pada 13 Agustus 2019 lalu. Alasan penghapusan pencatatan perusahaan ini juga tidak jauh berbeda dengan SIAP.

(Baca: Sahamnya Lama Dibekukan, Dua Perusahaan Terancam Didepak dari Bursa)

Berdasarkan ketentuan III.3.1 Peraturan Bursa No. I-I, bursa melakukan delisting karena saham GMCW telah disuspensi perdagangannya di pasar reguler dan pasar tunai, dan hanya diperdagangkan di pasar negosiasi setidaknya selama dua tahun terakhir. Sebagai informasi, bursa telah mensuspensi perdagangan saham GMCW di pasar reguler dan tunai sejak 30 Juli 2015.

GMCW sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang bisnis perhotelan. Emiten ini resmi melantai di pasar modal dalam negeri melalui skema initial public offering (IPO) pada 14 Februari 1995. Harga perdana saham GMCW ketika itu Rp 1.000 per saham. Sejak disuspensi pada 2015 lalu, harga saham GMCW berada pada level Rp 860 per saham.

4. Bank Mitraniaga

Saham terkahir yang didelisting oleh bursa sejauh ini yaitu PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA), di mana perseroan terdepak pada 23 Agustus 2019. Saham NAGA ini didelisting dengan alasan yang sama dengan Bank Nusantara Parahyangan, yaitu dilebur dengan perusahaan lain. Dalam hal ini, saham NAGA dileburkan ke PT Bank Agris Tbk (AGRS).

Seperti diketahui, akhir Januari lalu Bank Mitraniaga diakuisisi oleh Industrial Bank of Korea (IBK) sebesar 71,68% senilai Rp 477,59 miliar. Lewat aksi korporasi ini, IBK menjadi pemegang saham pengendali baru Bank Mitraniaga. Sebelumnya, pada pertengahan Januari, IBK lebih dulu mengakuisisi 5,03 miliar lembar atau setara 95,79% saham PT Bank Agris Tbk (AGRS).

(Baca: Usai Diakuisisi Korea, Bank Mitraniaga Tetap Fokus di Segmen UMKM)

Dengan menguasai Bank Agris dan Bank Mitraniaga, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan diskresi bagi investor untuk memiliki saham perbankan di atas 40% apabila investor tersebut berniat mengonsolidasikan bank-bank yang diakuisisinya.

IBK pun melakukan merger dengan Bank Agris bertindak sebagai entitas penerima merger. Usai dimerger Bank Agris berubah nama menjadi Bank IBK Indonesia.

Sebelum dimerger, saham Bank Agris berada di harga Rp 330/saham, tepatnya pada 22 Agustus 2019. Sementara, setelah efektif diperdagangkan sebagai perusahaan yang dimerger, saham Bank IBK Indonesia ditutup di harga Rp 248/saham pada perdagangan 23 Agustus 2019. Sementara, pada perdagangan hari ini, sahamnya berada di harga Rp 191/saham.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...