Bursa Asia Naik, IHSG Masih Anjlok 1,49% Akibat Defisit Neraca Dagang

Happy Fajrian
15 Mei 2019, 18:26
Bursa
Arief Kamaludin | Katadata

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Indonesia periode April 2019 dengan defisit sebesar US$ 2,56 miliar setelah dua bulan sebelumnya mencatatkan surplus. Defisit tersebut merupakan defisit neraca dagang terburuk sepanjang sejarah Indonesia.

Sementara itu dari sisi eksternal, meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok diperkirakan akan membayangi pergerakan IHSG selama beberapa bulan kedepan. Kendati masih membuka pintu dialog, jalan untuk mencapai kesepakatan diperkirakan akan sulit setelah keduanya saling menerapkan kenaikan tarif.

Mengawali perdagangan dari zona hijau, naik 0,34% ke level 6.091,64, IHSG sempat naik ke level 6.107,44 tak lama setelah perdagangan dimulai. Namun setelah itu IHSG terus merosot turun dan menutup sesi I di level 6.009,85 atau terkoreksi 1,01%, dan mengakhiri perdagangan dengan koreksi yang semakin dalam.

(Baca: Darmin Tak Khawatir Perang Dagang AS-Tiongkok Ganggu Ekonomi Indonesia)

Total perdagangan saham sepanjang hari ini tercatat mencapai Rp 8,92 triliun dari 15,76 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 494.939 kali oleh investor. Sebanyak 287 saham terkoreksi, 115 saham naik, dan 130 saham stagnan. Sementara itu investor asing membukukan penjualan bersih saham sebesar Rp 459,1 miliar.

Beberapa saham yang paling signifikan mendorong laju koreksi IHSG di antaranya saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang turun 4%, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) turun 2,7%, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) anjlok 14,6%, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) turun 2%, serta PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) turun 1,4%.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...