Investor Jual Bersih Saham Rp 142 Miliar, IHSG Turun 0,27%

Happy Fajrian
23 Januari 2019, 19:58
Bursa saham
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Sentimen global menjadi faktor utama turunnya kinerja IHSG dan bursa Asia. Sementara itu dari dalam negeri, tidak ada sentimen positif yang dapat menggerakkan bursa ke arah positif.

Beberapa sentimen global tersebut di antaranya seputar potensi perlambatan perekonomian global yang semakin di depan mata. International Monetary Fund (IMF) merevisi kebawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan tahun depan.

(Baca: Perlambatan Ekonomi Global di Depan Mata, IHSG dan Bursa Asia Tertekan)

Jepang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda resesi dengan pertumbuhan ekonomi negatif 0,6% pada triwulan III 2018, dan turunnya inflasi pada Desember 2018 menjadi 0,3% dari 0,8% pada November. Jepang juga mencatatkan defisit neraca perdagangan untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir yaitu sebesar 1,2 triliun yen.

Investor menaruh harapan besar pada pertemuan antara AS dan Tiongkok pekan depan di Washington DC, AS, untuk melanjutkan proses negosiasi untuk mencari solusi atas perang tarif yang terjadi diantara dua negara perekonomian terbesar di dunia tersebut.

Akhir bulan ini bank sentral AS juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya. Berdasarkan sinyal yang diberikan oleh gubernur The Fed Jerome Powell yang menyatakan The Fed akan lebih menahan diri dalam kebijakan suku bunganya. Investor pun diperkirakan telah memperhitungkan (price in) kebijakan suku bunga AS tersebut.

(Baca: Rangkul Pasar Ban Indonesia, Michelin Akuisisi 80% Saham Multistrada

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...