Semen Indonesia Belum Bisa Komentari Kabar Rencana Akuisisi Holcim

Hari Widowati
26 Oktober 2018, 16:07
Semen Indonesia KATADATA|Arief Kamaludin
Semen Indonesia KATADATA|Arief Kamaludin
Semen Indonesia KATADATA|Arief Kamaludin

Transaksi Belum Jelas

Analis PT Danareksa Sekuritas Maria Renata dalam risetnya menyebutkan, masih ada ketidakjelasan mengenai kabar divestasi saham LafargeHolcim di Holcim Indonesia. Nilai penjualan saham sebesar US$ 1,7 miliar-US$ 1,9 miliar tersebut belum diketahui merupakan valuasi untuk 80,6% atau 100% saham Holcim Indonesia.

Dengan kisaran harga yang diberikan, valuasi saham Holcim mencapai Rp 2.247-Rp 3.548 per saham atau premium sebesar 27,7%-101,6% terhadap harga penutupan 24 Oktober lalu di Rp 1.760. Kisaran harga tersebut mencerminkan price to book value (PBV) 3,89-5,39 kali, lebih tinggi dibandingkan PBV Semen Indonesia sebesar 1,86 kali dan PBV PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) sebesar 2,68 kali.

Dengan valuasi berbasis enterprise value (EV)/ton, jika harga penawaran US$ 1,7 miliar merupakan valuasi 100% saham Holcim maka EV/ton mencapai US$ 144,4 per ton atau mendekati valuasi INTP sebesar US$ 143,7 per ton. Valuasi ini premium sebesar 25,6% jika dibandingkan dengan SMGR yang memiliki EV/ton sebesar US$ 115 per ton.

Maria mengatakan, saat ini Semen Indonesia tidak memiliki kas yang cukup untuk membayar transaksi senilai Rp 25,5-Rp 28 triliun tersebut. Namun, produsen semen ini masih punya ruang untuk menaikkan utang.

Per Juni 2018, Semen Indonesia memiliki debt to equity ratio (DER) 0,34 kali. Jika transaksi ini dilaksanakan di harga US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 25,5 triliun, DER Semen Indonesia akan naik menjadi 1,18 kali.

Untuk emiten semen, saat ini Danareksa merekomendasikan hold (tahan) saham Indocement dengan target Rp 15.700 per saham. Untuk Semen Indonesia, Danareksa tengah meninjau kembali (under review) saham ini.

(Baca: Semen Indonesia Incar Bisnis Mortar dan Bata Ringan)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...