Raffi Ahmad dan Ari Lasso Pamer Saham MCAS, Ada Unsur Pelanggaran?

Image title
9 Januari 2021, 08:00
saham, pasar modal, M Cash Integrasi, MCAS, raffi ahmad, ari lasso, raffi ahmad mcas, ari lasso mcas, rafi ahmad main saham, ari lasso main saham, kresna, grup kresna, inti dot com, goreng saham, bursa, bursa efek indonesia, bei, insider trading, uu pasar
Setsiri Silapasuwanchai/123rf

Menurut Laksono, pembuktian insider trading merupakan hal tidak mudah, bahkan di pasar modal dalam negeri, pembuktiannya hampir belum pernah ada. Jika influencer memamerkan portofolio sahamnya, Laksono masih ragu apakah orang tersebut sedang melakukan promosi atau tidak.

Ia bahkan memberikan gambaran tentang pesohor yang menggunakan pakaian tertentu, dimana penggemarnya ikut membeli pakaian tersebut. "Apakah dia promosi pakaian itu? Belum tentu juga," kata Laksono.

Sehingga, pihaknya harus bijak untuk menyikapi fenomena baru ini karena dunia sudah berubah dalam banyak hal. Sejauh ini, pihak bursa menilai kehadiran influencer saham sebagai hal yang positif karena membantu Bursa untuk memperdalam pasar (market deepening).

Hanya saja, Laksono mengingatkan kepada para influencer saham terkait risiko yang membayangi tindakannya tersebut. Influencer saham perlu mempertimbangkan tanggung jawab moral untuk para pengikutnya. Bahkan ada risiko tuntutan hukum yang membayangi.

"Ada kemungkinan potensi tuntutan hukum dari para pengikutnya apabila ada yang bisa dikecewakan," kata Laksono.

Sekilas Tentang MCAS

Berdasarkan data pemegang saham yang diunggah di keterbukaan informasi per 6 Januari 2021, ada 7 pihak yang memiliki saham MCAS di atas 5%. Tujuh pihak pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5% tersebut, secara total miliki 54,17%. Sementara, sisa porsi sahamnya dimiliki oleh publik yaitu sebesar 45,83%.

Porsi yang paling besar dimiliki oleh Martin Suharlie sebesar 9,36%. Pemegang saham lainnya adalah PT 1 Inti Dot Com sebesar 9,05%, porsi yang sama juga dimiliki oleh Bos Ltd S/A PT 1 Inti Dot Com. Lalu, porsi saham MCAS sebesar 8,41% dimiliki oleh PT Hero Intiputra. Pemilik perusahaan lainnya yaitu PT Nusantara Teknologi Perkasa yang memiliki sebesar 5,06%.

Saham MCAS berikutnya juga dimiliki oleh Grup Kresna. Sebesar 6,98% saham dimiliki oleh PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) dan PT Kresna Karisma Persada yang sebesar 6,25%.

KREN merupakan pemegang saham pengendali MCAS. KREN didirikan oleh Michael Steven pada 1999 sebagai sebuah investment bank tradisional yang bergerak di bidang investments management, securities brokerage, dan underwriting.

MCAS didirikan pada 1 Juni 2010. Tujuh tahun berdiri, perusahaan mereposisi strategi bisnisnya untuk terlibat dalam bisnis distribusi produk digital. Perusahaan melihat, semakin banyak masyarakat Indonesia yang terhubung ke internet, kebutuhan akan produk digital, seperti pulsa dan produk digital lainnya, juga akan meningkat.

Namun, karena distribusi infrastruktur yang tidak merata di Indonesia, pemanfaatan produk digital dan distribusinya tidak kurang optimal. Oleh karena itu, MCAS mereposisi strategi bisnisnya menjadi distributor produk digital dengan penekanan pada empat saluran yakni wholesale, kasir, kios digital, dan aplikasi/chatbots.

Dalam laporan keuangan terbaru MCAS hingga triwulan III 2020, perusahaan mampu meraup laba bersih senilai Rp 17,87 miliar. Meski begitu laba bersih tersebut tercatat mengalami penurunan signifikan 81,3% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu senilai Rp 95,57 miliar.

Padahal, pendapatan bersih MCAS mengalami kenaikan 10,32% secara yoy menjadi Rp 8,68 triliun. Namun, beban pokok pendapatan perusahaan memang ikut mengalami kenaikan 11,12% secara tahunan menjadi Rp 8,5 triliun.

Total beban usaha MCAS sebenarnya mengalami penurunan 11,32% secara tahunan menjadi Rp 73,89 miliar. Meski begitu, laba usaha perusahaan tercatat senilai Rp 102,04 miliar atau turun hingga 23,03% secara tahunan.

Laba bersih MCAS mengalami penurunan signifikan tersebut disebabkan beban lain-lain yang menggerus profitabilitas senilai Rp 21,23 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, membukukan penghasilan lain-lain senilai Rp 48,03 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...