Bisnis Kinclong Induk Usaha Jadi Penopang IPO 12 Anak dan Cucu BUMN

Image title
11 Februari 2021, 07:00
BUMN, kementerian BUMN, IPO, bursa efek indonesia
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (11/12/2020).


Bagi pemerintah, semakin banyaknya perusahaan BUMN go public, diharapkan semakin meningkatkan kinerja perusahaan yang pada gilirannya akan meningkatkan kontribusi terhadap APBN dalam bentuk dividen dan pajak bagi negara.

"Sedangkan bagi pasar modal, IPO BUMN juga dapat meningkatkan likuiditas pasar modal dan menambah opsi sarana investasi bagi para investor pasar modal," kata Nyoman.

Sejauh ini IPO BUMN disambut baik investor yang tercermin dari cukup aktifnya saham-saham yang ditransaksikan oleh para investor. Sepanjang 2020 (data BEI Q1-Q3) sebesar 36,13% nilai transaksi saham di BEI berasal dari transaksi jual-beli saham perusahaan BUMN dan Anak BUMN.

"Sebagai informasi saat ini market cap saham-saham BUMN dan Anak BUMN memiliki porsi 25,8% terhadap seluruh market cap saham-saham tercatat di BEI," kata Nyoman.

Beberapa BUMN memang sudah menyampaikan niatnya untuk melantai di bursa saham. Seperti Pertamina yang rencananya melepas saham anak usahanya di pasar saham pada semester dua tahun ini. Direktur Utama Nicke Widyawati mengatakan langkah ini sebagai upaya untuk meningkatkan transparansi dan profesionalisme perusahaan.

Namun, ia tidak merinci rencana IPO tersebut. “Di triwulan III atau IV 2021 kami akan IPO salah satu unit bisnis,” ujarnya dalam acara CNBC Energy Outlook, Kamis (4/2).

BUMN lain yang kabarnya siap untuk IPO adalah PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Rencananya, IPO anak usaha Telkom tersebut bisa terwujud pada akhir tahun ini.

Menuju aksi korporasi tersebut, Mitratel pun bersolek. Perusahaan meneken perjanjian jual beli bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA) dengan anak usaha Telkom lainnya, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Mitratel akan membeli 6.050 menara telekomunikasi milik Telkomsel senilai Rp 10,3 triliun.

Anak usaha BUMN lainnya yang berencana IPO adalah PT Adhi Commuter Properti, anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Sebetulnya perusahaan sudah bersiap melakukan IPO pada tahun lalu. Namun, imbas pandemi Covid-19, perusahaan mengundurkan rencana tersebut.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...