Potret Emiten Batu Bara 2020: Permintaan Lesu, Kinerja Anjlok

Image title
12 Maret 2021, 19:56
batu bara, emiten batu bara, adaro energy, indo tambangraya megah, bukit asam, ptba, itmg, saham batu bara, energi
123RF.com/Lorelyn Medina
Ilustrasi batu bara

"Selain dari harga batu bara, peningkatan produksi dari masing-masing produsen juga dapat mendorong peningkatan kinerja pada tahun ini," kata Dessy kepada Katadata.co.id, Jumat (12/3).

Kinerja Emiten Batu Bara 2020

Adaro Energy (ADRO)

Berdasarkan laporan keuangan, Adaro mengantongi pendapatan usaha US$ 2,53 miliar atau setara Rp 35,48 triliun (kurs: Rp 14.000 per US$) sepanjang 2020. Capaian ini 26,7% dibandingkan 2019 yang mencapai US$ 3,45 miliar.

Pendapatan Adaro 2020 mayoritas berasal dari penjualan batu bara pada pihak ketiga, yang turun 25,95% menjadi US$ 2,33 miliar. Penurunan tersebut disebabkan penjualan batu bara ekspor yang anjlok 29,95%.

Karena penurunan signifikan pada pendapatan tersebut, menyebabkan Adaro hanya mampu mengantongi laba bersih senilai US$ 146,92 juta atau setara Rp 2,05 triliun saja. Capaian tersebut mengalami penurunan signifikan hingga 63,65% dibandingkan 2019 yang mencapai US$ 404,19 juta.

  

 

Indo Tambangraya Megah (ITMG)

Indo Tambangraya hanya mampu mengantongi pendapatan bersih senilai US$ 1,18 miliar atau setara Rp 16,59 triliun (kurs: Rp 14.000 per US$). Pendapatan bersih tersebut turun hingga 30,9% dari pencapaian 2019 yang mencapai US$ 1,71 miliar.

Mayoritas pendapatan Indo Tambangraya berasal dari penjualan batu bara pada pihak ketiga, senilai US$ 1,07 miliar. Namun, sumber utama pendapatan perusahaan tersebut harus mengalami penurunan 29,08% secara tahunan.

Tingginya beban membuat penurunan  laba kotor perusahaan cukup tinggi, hingga 39,04% menjadi US$ 199,15 juta tahun lalu.

Akibatnya Indo Tambangraya hanya mampu mengantongi laba bersih senilai US$ 39,46 juta tahun lalu atau setara Rp 552,56 miliar. Laba bersih tersebut turun hingga 69,5% dibandingkan periode sama 2019 senilai US$ 129,42 juta.

Bukit Asam (PTBA)

Pendapatan Bukit Asam sepanjang 2020 turun 20,43% menjadi Rp 17,32 triliun. Pendapatan Bukit Asam mayoritas berasal dari penjualan batu bara, baik ke pihak berelasi maupun ketiga. Pendapatan dari pihak berelasi mencapai Rp 8,02 triliun atau turun 29,68%. Sementara dari pihak ketiga senilai Rp 9,04 triliun atau turun 9,34% secara tahunan.

Bukit Asam mampu mencatatkan beban pokok pendapatan senilai Rp 12,75 triliun pada 2020 atau turun 10% dibanding 2019. Sehingga, laba bruto Bukit Asam sepanjang 2020 senilai Rp 4,56 triliun atau turun hingga 40% secara tahunan.

Laba bersih Bukit Asam pada 2020 pun tercatat mengalami penurunan signifikan mencapai 41,17% secara tahunan. Perusahaan milik negara tersebut hanya mengantongi laba bersih Rp 2,38 triliun, sedangkan 2019 mencapai Rp 4,05 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...