IHSG Diramal Menguat Lagi Hari Ini, Sentimen Tapering Masih Mengancam

Andi M. Arief
26 November 2021, 07:09
IHSG, bursa, Fed
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan.

Kedua emiten ini diprediksi akan melanjutkan tren penguatan masing-masing dan menguji level resistance. 

Terakhir, investor disarankan untuk melakukan take profit pada emiten PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Emiten ini diramalkan mencapai target berikutnya dari wave [iii] di level 3.870 dari posisi saat ini 3.650.

Asociate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan sentimen yang mempengaruhi IHSG dalam waktu dekat adalah data ekonomi dari luar negri, khususnya Amerika Serikat. 

Per Kamis (25/11), sentimen yang mempengaruhi IHSG adalah notulen rapat yang dilakukan Federal Open Market Comittee (FOMC) Amerika Serikat.

Dalam notulen rapat itu, bank sentral Amerika Serikat atau The Fed telah bersiap untuk menaikkan suku bunga acuan jika inflasi terus tumbuh.

Notulen rapat komite pembuat kebijakan The Fed awal bulan ini menunjukkan sebagian besar anggota The Fed mendukung  percepatan tapering off.  Kondisi tersebut bisa mendorong ekspektasi kenaikan bunga acuan yang lebih cepat.

Merujuk pada notulen, sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat tersebut, tampaknya mulai mencermati tren kenaikan harga-harga yang tengah terjadi.

Dalam rapat itu, kata sabar atau menahan diri menjadi penekanan penting dalam strategi yang akan diterapkan dalam waktu dekat.

Seperti diketahui, inflasi Amerika di bulan Oktober mencapai 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tertinggi dalam 30 tahun terakhir. 

Pada 3 November, FOMC mengindikasikan adanya permulaan perlambatan program pembelian sekuritas berbasis treasury dan mortgage. Sejauh ini, nilai obligasi yang telah dibeli oleh Amerika Serikat mencapai US$ 120 miliar.

 FOMC menyatakan akan mengurangi program pembelian obligasi sebanyak US$ 15 miliar per bulan. Aksi ini akan dilakukan pada Desember 2021 hingga Juni 2022.

"The Fed siap siaga memberikan feedback yang positif terhadap tekanan inflasi, kami pikir ini sesuatu yang dinanti pasar. Apakan taper tantrum (terjadi lebih cepat)? Semua back to the market," kata Nico kepada Katadata, Kamis (25/11).


Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...