IHSG dan Bursa Saham Asia Anjlok Dipicu Serangan Rusia ke Ukraina

Lavinda
Oleh Lavinda
24 Februari 2022, 12:43
IHSG
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/5/2021).

Sebelumnya, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memprediksi, IHSG menghadapi resistance 6.950 pada hari ini. Jika penguatan melewati level ini, maka akan membuka jalan untuk mencapai target berikutnya di 7.030.

"Titik resistance IHSG hari ini diperkirakan 6.950, 6.974 dan 7.030. Sedangkan titik support ada di posisi 6.824, 6.773 dan 6.726," kata Ivan dalam risetnya, dikutip Kamis (24/2).

Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga bakal terus menurun untuk menemukan titik support baru.

Sedangkan resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.

Ivan merekomendasikan investor menahan atau membeli harga murah di rentang harga 7.750 - 7.850 pada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Ia mengatakan, BBCA menghadapi resistance krusial di 8.250. Bila tembus level tersebut, maka akan memicu kenaikan terbatas menuju target berikutnya di 8.500 selama dua minggu ke depan.

Ia juga merekomendasikan menahan atau beli di level rendah pada saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) di rentang harga 1.695 - 1.715, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) di rentang harga 2.250 - 2.300, dan ambil untuk di level 5.075 pada PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya meramal, indeks berpotensi bergerak menguat terbatas pada rentang 6.702 - 6.954. Ia mengatakan, pergerakan IHSG yang berhasil mencetak rekor baru all time high pada penutupan perdagangan kemarin, ditunjang oleh arus aliran modal masuk atau capital inflow ke pasar modal Indonesia.

"Selain itu, potensi pergerakan masih akan diwarnai oleh laporan kinerja emiten yang disinyalir stabil sepanjang 2021," kata William dalam risetnya. Ia merekomendasikan investor untuk memantau saham BBCA, PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Astra International Tbk (ASII).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...