Usai Umumkan Rugi Bersih, Harga Saham GOTO Merosot 2,55% pada Sesi I

Cahya Puteri Abdi Rabbi
31 Mei 2022, 13:22
GoTo
Dokumentasi GOTO
GoTo melepas sebanyak 46,7 miliar saham dan meraih dana IPO senilai Rp 15,8 triliun

Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melorot 2,55% atau 8 poin ke level Rp 306 pada penutupan perdagangan sesi pertama Selasa (31/5) hari ini. Hal ini terjadi setelah decacorn Tanah Air mengumumkan kinerja keuangannya kemarin sore. 

Saham GOTO dibuka di level Rp 314 per saham pada pagi ini, atau sama seperti harga penutupan saham di hari sebelumnya. Sepanjang sesi I, harga saham GOTO sempat menyentuh level terendahnya, yakni Rp 300 per saham atau turun 4,6% pada pukul 11.00 WIB.

Hingga penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, volume saham yang diperdagangkan tercatat sebanyak 1,36 miliar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp 417,98 miliar. Sedangkan frekuensinya sebanyak 18.782 kali.

Saham GOTO sempat mengalami rebound dan berada di urutan teratas sebagai saham dengan kenaikan tertinggi selama periode 16-20 Mei lalu. Selama periode tersebut, saham GOTO melesat 56,7% dari harga Rp 194 menjadi Rp 304 per saham.

Sebagaimana diketahui, emiten teknologi ini baru saja merilis hasil kinerja sepanjang 2021 dan pada kuartal I 2022. Pada kuartal I 2022, GoTo membukukan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,47 triliun. Kerugian tersebut meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 1,81 triliun.

Sementara itu, pendapatan bersih perseroan hingga akhir Maret 2022 tercatat senilai Rp 1,49 triliun atau naik 65,48% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 904,83 miliar.

Angka ini diperoleh dari pendapatan bruto perusahaan senilai Rp 5,23 triliun setelah dikurangi biaya promosi kepada pelanggan senilai Rp 3,73 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Adapun, GoTo membukukan GTV sebesar Rp 140 triliun atau meningkat 46% secara tahunan di kuartal I tahun ini.

Adapun, jumlah tahunan pengguna bertransaksi sepanjang dua belas bulan terakhir juga tumbuh 29% dibandingkan dengan tahun sebelumnya mencapai 65 juta, dengan rata-rata pembelanjaan meningkat sebesar 18% secara tahunan. Perseroan juga mencatat pertumbuhan jumlah pesanan atau order sebesar 41% secara tahunan mencapai lebih dari 656 juta pesanan.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan perseroan naik menjadi Rp 1,21 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 693,14 miliar. Kemudian, beban penjualan dan pemasaran tercatat naik menjadi Rp 3,30 triliun dari tahun sebelumnya Rp 431,49 miliar. Sedangkan, beban umum dan administrasi naik dari Rp 697,33 miliar menjadi Rp 2,58 triliun.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...