Wall Street Anjlok, Indeks Nasdaq Turun Terendah Sejak Juli 2022

Lavinda
Oleh Lavinda
11 Oktober 2022, 10:36
Wall Street
xPACIFICA/Getty Image
Ilustrasi Bursa Saham Amerika Serikat

Indeks saham utama di Bursa Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Senin waktu Amerika Serikat (AS) atau Selasa pagi Waktu Indonesia, dengan indeks Nasdaq yang membukukan penutupan terendah sejak Juli 2020.

Hal itu dipicu kekhawatiran investor tentang dampak suku bunga AS yang berpotensi kembali naik. Selain itu, investor juga menarik dananya dari saham-saham produsen chip, setelah pemerintah AS mengumumkan kebijakan pembatasan penggunaan chip yang bertujuan untuk melumpuhkan industri semikonduktor Cina.

"Orang-orang khawatir tentang ekonomi. Orang-orang khawatir tentang kemungkinan resesi," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma, dikutip dari Antara, Selasa (11/10).

Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 0,32% atau 93,91 poin dan menetap di level 29.202,88. Indeks S&P 500 kehilangan 0,75% atau 27,27 poin, dan berakhir di level 3.612,39. Sementara itu, Indeks Komposit Nasdaq anjlok 1,04% atau 110,30 poin menjadi ditutup pada level 10.542,10.

Saham Microsoft turun 2,1% dan merupakan salah satu hambatan terbesar di tiga indeks utama. Saham teknologi S&P 500 memimpin penurunan sektor bersama dengan energi.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 9,66 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 11,73 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard mengatakan, kebijakan pengetatan moneter AS mulai terasa dalam ekonomi yang berpotensi melambat lebih cepat dari perkiraan, tetapi beban penuh kenaikan suku bunga The Fed masih belum terlihat selama berbulan-bulan.

Sejumlah ekonom dan analis khawatir terkait kenaikan suku bunga The Fed yang dapat meningkatkan pengangguran.

Namun, Presiden The Fed Chicago Charles Evans terus mendukung upaya bank sentral untuk menurunkan inflasi, dengan mengatakan bahwa, dia yakin hal itu bisa dilakukan sembari menghindari resesi.

Di sisi lain, investor juga berhati-hati menjelang musim laporan keuangan perusahaan kuartal III AS, yang akan dimulai pada Jumat (15/10) dengan hasil dari beberapa bank besar.

Perkiraan untuk laba kuartal III telah turun dalam beberapa pekan terakhir. Analis IBES dari Refinitiv memperkirakan, laba tahunan untuk perusahaan S&P 500 meningkat 4,1%, dibandingkan dengan peningkatan 11,1% yang diharapkan pada awal Juli.

Investor juga menunggu data inflasi AS minggu ini. Sementara itu, pasar obligasi AS ditutup untuk liburan Hari Columbus pada Senin (10/10).

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...