Ramai Harga Saham Emiten Baru IPO Mendekati Rp 1, Ini Penjelasan BEI

Dzulfiqar Fathur Rahman
28 Juni 2023, 15:59
Ilustrasi. Karyawati berjalan di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (17/5/2023).
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Ilustrasi. Karyawati berjalan di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (17/5/2023).

Kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) mendapat sorotan karena sejumlah saham yang baru saja melantai di bursa atau IPO, harganya merosot di bawah Rp 50 atau gocap hingga mendekati Rp 1. Beberapa investor menganggap BEI kurang selektif dalam proses IPO.

Menanggapi kritikan tersebut, Direktur Utama BEI Iman Rachman, mengatakan proses pencatatan saham perdana selama ini telah dilakukan secara selektif. "Pembentukan harga saham merupakan hasil dari dinamika antara penawaran dan permintaan dalam perdagangan. Sehingga jika ada harga saham yang jatuh mendekati Rp 1, berada di luar kendali BEI," kata dia dalam konferensi pers Rabu (28/6).

Beberapa saham yang baru saja IPO pada semester I 2023 yang tercatat memiliki harga di bawah Rp 51 adalah PT Menn Teknologi Indonesia Tbk dengan kode emiten MENN. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan angkutan dan logistik ini mematok harga penawaran perdana (IPO) di Rp 78 per lembar saham. Pada penutupan perdagangan Selasa (27/6), harganya merosot menjadi Rp 46 per lembar saham.

Perusahaan lainnya adalah PT Mitra Tirta Buwana Tbk dengan kode emiten SOUL. Pada perdagangan terakhir Selasa (27/6), harga saham emiten ini berada di level Rp 24 per lembar saham, merosot jauh dari harga IPO Rp 110 pada 6 Januari 2023. 

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan bursa telah menyaring calon emiten secara selektif dengan mengetatkan penilaian terhadap model bisnis, indikator fundamental, kelangsungan usaha hingga indikator legal. Dengan penilaian itu, kata dia, probabilitas untuk sebuah perusahaan bisa lolos dan melantai di bursa diperkirakan sebesar 70%.

Artinya, ada probabilitas bursa menolak perusahaan sebesar 30%. Selain itu, menurut Nyoman, bursa telah merangkul penjamin emisi untuk ikut menyaring kualitas perusahaan yang akan melantai di bursa. "Kami berbagi untuk meningkatkan kapasitas dari penjamin emisi saat melaksanakan (uji kelayakan) sebelum disampaikan ke bursa," kata dia.

BEI memiliki tiga papan pencatatan saham yang terdiri dari Papan Utama, Papan Pengembangan dan Papan Akselerasi. Papan Utama diperuntukkan bagi calon emiten yang merupakan perusahaan besar dan telah memiliki rekam jejak keuangan yang baik, sedangkan Papan Pengembangan diperuntukkan bagi perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan Papan Utama dan belum membukukan laba bersih.

Papan Akselerasi adalah papan pencatatan untuk perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah (UKM). Papan ini bertujuan untuk mendorong lebih banyak UKM yang melakukan penawaran umum perdana sebagai bentuk penggalangan dana untuk ekspansi.

Pada papan akselerasi ini, harga minimum yang berlaku adalah Rp 1. Sejumlah saham yang baru saja IPO tercatat berada di dalam papan ini dan terus mencetak penurunan harga, termasuk MENN dan SOUL.

Meski begitu, menurut Iman, ada beberapa emiten yang memiliki harga saham Rp 50 per lembar, namun tetap dapat mencetak untung dan dapat berbagi hasil kepada para pemegang sahamnya.

Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Dini Pramita

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...