IHSG Zaman SBY Lebih Unggul Ketimbang Jokowi, Apa Kata BEI dan Analis?
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menyatakan, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak bisa begitu saja bisa menjadi alat pembanding bagi suatu pemerintahan. Sebab laju IHSG dipengaruhi oleh banyak sentimen termasuk kondisi ekonomi global.
“IHSG itu terdiri dari berbagai macam komponen. Kondisi makro, kalau kita bicara kondisi makro, itu kan termasuk internasional dan domestik. Jadi perlu dilihat kondisi makro internasional pada saat zaman Pak SBY dibanding Pak Jokowi seperti apa?,” ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (9/1).
Hal senada juga dikatakan Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana. Menurutnya, siklus perekonomian yang dihadapi SBY dan Jokowi berbeda. Ditambah IHSG zaman SBY memiliki low base effect karena mulai dari level yang lebih rendah, salah satunya karena masih pemulihan pasca krisis moneter 1998.
“Di zaman Pak SBY memang pertumbuhan ekonomi mencapai 7%, didukung oleh booming komoditas terutama batu bara. Sementara di Pak Jokowi kita menghadapi perlambatan ekonomi dunia, panasnya geopolitik US versus Cina ditambah pandemi,” katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (9/2).
Kata Wawan, era Jokowi sendiri fokus pada pembangunan infrastruktur, proyek ini memakan biaya besar dengan pengembalian jangka panjang. Efek dari pembangunan ini justru akan terlihat pada periode berikutnya.
“2024-2029 sendiri diproyeksikan akan memiliki siklus yang berbeda di mana suku bunga kemungkinan akan sudah stabil dan cenderung menurun,” ujarnya.