Wall Street Tergelincir Usai Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Nur Hana Putri Nabila
26 Maret 2024, 06:00
Suasana NYSE, Wall Street, New York, Amerika Serikat.
xPACIFICA/Getty Image

 Namun, beberapa investor mulai khawatir terkait dampak dari reli yang berlangsung terlalu lama dan kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih panjang.

 Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall juga menyoroti bahwa harga saham telah menjadi mahal, terutama S&P 500 sekarang diperdagangkan dengan premi sekitar 33% dari rasio harga terhadap pendapatan rata-rata selama 20 tahun terakhir. Perlu dicatat bahwa pasar AS baru saja keluar dari level tertinggi usai pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). 

"Pasar menjadi semakin rentan terhadap penurunan pasar atau kemunduran harga," kata Stovall dikutip dari CNBC, Selasa (26/3). 

Minggu ini, para investor akan mendapatkan gambaran lebih lanjut mengenai tingkat inflasi dari indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi bulan Februari, yang merupakan salah satu pengukur inflasi bagi Federal Reserve. Data tersebut akan dirilis pada Jumat (29/3) pagi. Namun, reaksi pasar akan ditentukan pada hari Senin berikutnya sebab pasar libur pada Jumat Agung.

 Dengan demikian, Stovall memperkirakan para investor mungkin tidak terlalu peduli dengan apa yang akan disampaikan oleh data PCE tersebut. Hal itu terutama setelah mereka telah bereaksi terhadap pembacaan indeks harga konsumen dan indeks harga produsen terbaru.

 "Saya tidak melihat sesuatu yang akan mengubah pandangan investor pada saat ini,” ujarnya. 

Halaman:
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...