IHSG Diprediksi Konsolidasi, Analis Rekomendasi Saham BBCA hingga MEDC

Ringkasan
- Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang mencapai sekitar 200 ribu Megawatt (MW) berkat posisi geografisnya di garis khatulistiwa yang menerima pancaran sinar matahari sepanjang tahun.
- Startup Xurya, yang beroperasi di sektor PLTS, berhasil mengamankan pendanaan sebesar US$ 55 juta atau sekitar Rp 900 miliar dari investor internasional, termasuk langsung dari Norwegian Climate Investment Fund dan Swedfund, serta menjadi portofolio perdana BII di Indonesia, dengan total pendanaan yang diperoleh mencapai US$ 88 juta atau Rp 1,5 triliun.
- Terdapat berbagai startup lain di Indonesia yang bergerak di bidang energi terbarukan khususnya PLTS, menawarkan berbagai layanan mulai dari solusi PLTS atap, penjualan komponen, instalasi, hingga perawatan PLTS, dengan mencakup konsumen komersial, industri, sampai residensial.

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diprediksi konsolidasi di kisaran level 6.900-6.950 pada perdagangan Selasa (11/6). Pasar menantikan rilis data penjualan ritel dalam negeri dan data inflasi Cina.
Dikutip dari riset Phintraco Sekuritas, beberapa sentimen domestik dan regional mempengaruhi pergerakan IHSG.
Dari domestik, rilis data penjualan ritel bulan April pada Selasa (11/6) diperkirakan mengalami penurunan. Hal itu mengingat indeks keyakinan konsumen yang rilis hari ini mengalami penurunan menjadi 125,2 di Mei dari 127,7 di April.
Dari regional, pasar menantikan rilis data inflasi Cina bulan Mei pada Rabu (12/6) yang diperkirakan tetap stabil di level 0,3% secara tahunan atau year on year (yoy). Sementara Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang pada kuartal pertama 2024 kembali terkontraksi 1,8% dari 0,4% di kuartal empat 2023, meskipun lebih baik dari perkiraan sebesar 1,9%.
"Hal ini diperkirakan dapat meredam capital outflow atau aliran modal keluar asing di Indonesia." tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Selasa (11/6).
Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Selain itu investor dapat memperhatikan saham PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).
Sementara itu, Analis BinaArtha Sekuritas, Ivan Rosanova, mengatakan level support IHSG diprediksi akan berada di 6.800, 6.753 dan 6.693. Sedangkan level resistance berada di 7.032, 7.099, 7.149 dan 7.228.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian.
Sedangkan resistance merupakan tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
Ivan merekomendasikan hold atau accumulative buy pada saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dengan rentang harga 8.800-8.900. Lalu hold pada saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan harga terdekat 25.850. Serta buy on weakness pada saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan rentang harga 1.500-1.550.
Selanjutnya buy on weakness pada saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan rentang harga 2.200-2.350. Lalu hold atau buy on weakness pada saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan rentang harga 1.230-1.270.