Wall Street Menguat, Investor Nantikan Rilis Data Inflasi AS

Nur Hana Putri Nabila
28 Juni 2024, 06:20
Wall Street
Unsplash.com
Ilustrasi bursa Wall Street, New York Stock Exchange, Amerika Serikat
Button AI Summarize

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street menguat pada perdagangan hari Kamis (27/6). S&P 500 juga naik tipis karena Wall Street menunggu data inflasi terbaru untuk mengetahui arah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed.

Indeks pasar secara keseluruhan ditutup naik 0,09% menjadi 5.482,87. Nasdaq Composite juga meningkat 0,30% dan berakhir di 17.858,68 dan Dow Jones Industrial Average ikut terkerek 36,26 poin atau 0,09%, menjadi 39.164,06.

Namu saham-saham semikonduktor utama berada di zona merah. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah perdagangan saham teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dapat terus menopang pasar di paruh kedua tahun ini.

Saham Micron juga ikut tergelincir lebih dari 7% setelah produsen chip ini mengeluarkan panduan pendapatan kuartal keempat yang sesuai dengan estimasi. Saham raksasa semikonduktor dan pemimpin pasar, Nvidia, juga merosot 1,9%.

Pergerakan ini terjadi ketika para pedagang menantikan rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti bulan Mei, sebagai tolak ukur inflasi AS. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan, PCE inti naik 0,1% dari bulan ke bulan dan 2,6% dari periode tahun sebelumnya.

Menanti Data Inflasi AS

Tak hanya itu, para trader  juga berharap laporan tersebut akan menunjukkan pelonggaran tekanan harga. Sehingga dapat memperkuat kemungkinan The Fed untuk menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini.

Menurut Kepala strategi global untuk LPL Financial, Quincy Krosby, jika data PCE mengecewakan, maka isu stagflasi akan menjadi perhatian utama. Sebaliknya, jika data inflasi sesuai perkiraan atau lebih rendah, maka akan membantu pasar memasuki bulan Juli yang lebih baik.

Di sisi lain, pasar saat ini sudah terlalu jenuh dengan harga saham yang mahal karena hanya beberapa perusahaan besar yang mendominasi. Sehingga, pasar perlu menyesuaikan diri dan memberi kesempatan kepada sektor lain untuk berkembang dan memimpin pasar.

"Penyesuaian semacam itu dapat menyebabkan beberapa area pasar menjadi sangat bergejolak, tetapi juga menciptakan peluang menarik di area lainnya," kata Krosby dikutip CNBC, Jumat (28/6).

Namun beberapa saham merosot setelah melaporkan pendapatan kuartalan mereka. Saham Levi Strauss anjlok 15,4% setelah kinerja pendapatan produsen jeans ini mengecewakan para investor. Saham Walgreens Boots Alliance juga terpantau melemah.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...