Satu Perusahaan Jumbo Siap IPO, Nilai Pasarnya Tembus Rp 3 Triliun
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan bahwa terdapat satu lighthouse company atau perusahaan beraset jumbo yang dipastikan bakal melantai di bursa efek melalui initial public offering (IPO).
Lighthouse company merupakan perusahaan mercusuar yang ditargetkan bursa setiap tahun. Perusahaan tersebut memiliki dua karakteristik yaitu minimum kapitalisasi pasar sebesar Rp 3 triliun dan realisasi free float minimal 15%.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menegaskan bahwa saat ini terdapat satu perusahaan yang pasti masuk dalam kategori lighthouse. Kemudian, ada satu perusahaan lain yang masih dalam proses dan perusahaan tersebut tengah memperbaiki laporan keuangannya.
Hingga kini, BEI masih menunggu apakah perusahaan tersebut akan menyampaikan niatnya untuk IPO tahun ini. “Tentunya ada beberapa hal yang diperhatikan, mudah-mudahan mereka akan masuk di tahun ini,” kata Nyoman kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BE), Jakarta, Senin (12/8).
Menargetkan 3 Perusahaan Besar
Sebelumya Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman mengatakan bahwa BEI setiap tahun menargetkan tiga perusahaan mercusuar bisa melantai di BEI. “Insya Allah, ada beberapa masih ada di pipeline, mudah-mudahan semester II,” kata Iman kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (10/7).
Terkait pendekatan khusus, Iman mengatakan selama ini bursa melakukan pendekatan proaktif meski sudah ada penjamin sekuritas di setiap emiten yang akan IPO. BEI juga turut membantu sekuritas mengawal proses IPO.
Hingga saat ini, Iman mengatakan, belum ada perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usahanya yang akan IPO hingga 2024. Mereka kemungkinan besar masih wait and see di tengah masa transisi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Meskipun demikian, ia berharap akan ada BUMN serta anak usahanya yang akan IPO tahun depan. "Kita harapkan mungkin tahun depan ada BUMN atau anak BUMN yang akan IPO,"ujarnya.
28 Emiten Antre IPO
BEI mencatat ada 28 perusahaan yang ingin melaksanakan penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO). Empat dari 28 perusahaan tersebut merupakan perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar.
BEI juga mencatat terdapat empat perusahaan aset skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar yang bakal IPO. Selain itu, ada 20 calon emiten memiliki aset berskala menengah bernilai antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar.
Dalam pipeline IPO yang dikeluarkan BEI, mayoritas sektor perusahaan yang berencana menjadi emiten BEI adalah sektor konsumer non primer sebanyak lima perusahaan. Adapun yang paling sedikit berasal dari sektor kesehatan dan transportasi.
Hingga 9 Agustus 2024, sudah ada 34 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. "Jumlah dana yang dihimpun dari IPO mencapai Rp 5,15 triliun," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, dalam keterangan resmi BEI, Senin (12/8).
Berikut Rincian Sektor Dalam Pipeline IPO BEI:
- 3 perusahaan dari sektor material dasar
- 4 perusahaan dari sektor konsumer primer
- 5 perusahaan dari sektor konsumer non primer
- 3 perusahaan dari sektor energi
- 2 perusahaan dari sektor keuangan
- 1 perusahaan dari sektor kesehatan
- 4 perusahaan dari sektor industri
- 2 perusahaan dari sektor infrastruktur
- 3 perusahaan dari sektor teknologi
- 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik